MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Puji
syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun
yang menjadi judul makalah saya adalah
“Pendidikan Seumur Hidup”. Tujuan kami menulis makalah
ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya ” Takbir, S.Pd., M.Pd” dalam mata kuliah “ Pengantar Ilmu Pendidikan ”. Yang membahas tentang pengertian
pendidikan seumur hidup, konsep pendidikan seumur hidup, hakikat pendidikan
seumur hidup dan pentingnya pendidikan seumur hidup.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para
pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah
dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan
makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi
para pembaca.
Maros , 11 Januari 2015
Maria ulfah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
A. Pengaertian Pendidikan Seumur Hidup.................................................................................... 2
B.
Konsep Pendidikan
Seumur Hidup......................................................................................... 3
C. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup......................................................................................... 4
D. Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup .................................................................................... 6
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 9
A.
Simpulan................................................................................................................................ 9
B. Saran..................................................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki menuju kearah kedewasaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah
satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang
dimaksud pendidikan seumur hidup?
2.
Bagaimana konsep
pendidikan seumur hidup?
3.
Apa hakikat pendidikan
seumur hidup itu?
4.
Apa pentingnya
pendidikan seumur hidup?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Seumur Hidup
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi
itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari
sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik
dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar
bayi mereka sebelum kelahiran. Pendidikan
Seumur Hidup (Long Life Education) adalah makna yang seharusnya
benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam
pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para
pendidik di negeri kita.
Pendidikan seumur
hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah
sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas
belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu
yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah.
Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua
tempat, semua situasi dan semua hal.…
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak
belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan
hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam
dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan
kehidupan secara universal.
Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara
tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response)
dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi
antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar
melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup.
Belajar berarti menghargai hidup kita.
2
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah
(tuntutlah ilmu) dari ayunan sampai liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda,
besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar
mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal.
Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai,
belajar menghormati dan belajar semua hal.
Pendidikan
tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah
proses masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang
hidup. Pendidikan seumur hidup tidakdiartikan sebagai pendidikan orangdewasa,
tetapi mencakup danmemadukan semua tahapmemadukan semua tahappendidikan
(pendidikan anak usiadini, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, pend. tinggi).
B. Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Konsep
pendidikan seumur hidup merupakan gagasan yang universal. Konsep pendidikan
seumur hidup memandang pendidikan sebagai satu sistem yang menyeluruh yang di
dalamya terkandung prinsip-prinisp penggorganisasian untuk pengembangan
pendidikan. Terjadinya perubahan yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia
dan keadaan jaman lebih-lebih dengan timbulnya gejala globalisasi yang
seolah-olah sudah tidak mengenal batas ruang, waktu dan tempat ini merupakan
tantangan tersendiri bagi manusia. Oleh karena itu untuk bisa bertahan dan
menguasai nasib sendiri dalam kehidupan peranan pendidikan atau belajar
sepanjang hayat diperlukan oleh setiap orang. Dalam
hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan
antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk sejumlah
pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif. Berikutnya
diungkapkan pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu
merupakan empat sendi atau sokoguru pengetahuan sebagai landasan berpijaknya
pendidikan non formal. Keempat pilar tersebut adalah
a.
pertama learning to know yaitu belajar untuk menguasai
instrumen-instrumen pengetahuan.
3
b.
Kedua Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah
konsepsi bagaimana kita bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari apa
yang sudah kita pelajari.
c.
Ketiga yaitu Learning to live together (belajar hidup
bersama) belajar hidup berasama orang lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa
hidup bersama dengan orang laing yang memiliki latar, budaya, sosial, ekonomi
dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda. Dan pilar yang
d.
Keempat adalah learning to be (belajar menjadi
seseorang) artinya adalah bahwa pendidikan harus bisa menyumbangkan
perkembangan yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam jiwa raga,
itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai
spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian
tujuan pendidikan sepanjang hayat.
C. Hakikat Pendidikan Seumur Hidup
Belajar
merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua
mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini
untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima,
belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar
semua hal. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari dari dahulu sudah dapat
dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun
dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya tidak ada
batas usia yang menunjukan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar.
Jika seorang petani yang sudah tua berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru
dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih
menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi usia.
Dorongan belajar sepanjang
hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh
untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan
dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu berubah.
4
Tiga komponen yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, yaitu individu; masyarakat; dan
lingkungan fisik. perkembangan dan perubahan yang juga mencakup tiga komponen
yakni ;
1. Tahap-tahap
perkembangan individu, meliputi; masa balita, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, dan masa remaja;
2. Peranan-peranan
sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap
lingkungan hidup; dan
3. Aspek-aspek
perkembangan kepribadian, meliputi; fisik, mental, sosial, dan emosional.
Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup yang secara
operasional sering pula disebut pendidikan sepanjang raga (long life education)
bukanlah sesuatu yang baru.
Pendidikan bukan hanya
berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan
akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima
pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat .
1. Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang
individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh
terutama melalui interaksi antara orang tua – anak. Dalam berinteraksi dengan
anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai
perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
2. Pendidikan
di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga.
Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya.
Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya.
5
Dalam
kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena
tuntutan-tuntutan yang
diperlukan
bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh
keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan
pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan
langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan
kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian
tenaga kerja.
3. Pendidikan
di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga
dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam
kehidupan di masyarakat.
D.
Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup
Perlunya
pendidikan seumur hidup dalam beberapa hal :
1. Pertimbangan ekonomi
Menurut pandangan tokoh pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi.
2. Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan.
1. Pertimbangan ekonomi
Menurut pandangan tokoh pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan. Tidak berarti mereka menekankan bahwa pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan akan meningkatkan keuntungan, tapi hal terpenting adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan, dan eksplorasi.
2. Keadilan
Keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan.
6
3.
Faktor peranan keluarga
Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikn seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
4. Faktor perubahan peranan sosial
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain.
5. Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya.
6. Faktor vocational
Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
8. Kebutuhan anak-anak awal
Masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiribukan semata-mata masa penantian untuk memasuki
Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dalam masalah ini harus diperhatikan bahwa penekanan peranan pendidikn seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas sistem pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.
4. Faktor perubahan peranan sosial
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain.
5. Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat kenudiaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spiritual serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan lainnya.
6. Faktor vocational
Pendidikan vocational diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
8. Kebutuhan anak-anak awal
Masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiribukan semata-mata masa penantian untuk memasuki
7
periode
anak-anak, remaja dan dewasa.Masa anak-anak awal merupakan basis untuk
perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu
pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan
yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
8
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendidikan
merupakan hak hidup bagi semua orang pada setiap tahap umur (anak-anak, remaja,
dan dewasa), yang dapat diperoleh baik dalam keluarga, lingkungan, maupun
disekolah. Semenjak dalam kandungan, seorang anak sudah mendapat ajaran dan
pendidikan dasar dari keluarganya, terutama dari seorang ibu. Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah
dan masyarakat. Kewajiban belajar itu tidak dibatasi oleh umur, oleh karena itu
hidup berumah tangga tidak menghalangi keharusan menuntut ilmu, atau nikah dan
belajar dapat sejalan, tidak harus dipertentangkan. Prinsip pendidikan dalam
Islam adalah pendidikan seumur hidup, long life education: “Tuntutlah ilmu
sejak dari ayunan hingga ke liang lahat”.
B. Saran
Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terkhir akan
semakin baik mutunya maka seorang siswa lebih termotivasi untuk belajar agar
mampu membawa bangsa bersaing secara sehat dalam segala bidang dan mampu
bersaing di dunia internasional.
9
DAFTAR PUSTAKA
Zahara Idris
H, pengantar pendidkan,Jakarta: PT Grammedia WidiasaranaIndonesia
Hasbullah, Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001
10
No comments:
Post a Comment