KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun
yang menjadi judul makalah kami adalah “sejarah sastra angkatan 80-an” yang didalamnya memuat
tentang : Sejarah sastra, latar belakang muculnya, karakteristik,
tokoh-tokoh, karya-karya, kualitas sastra angkatan 80-an. Tujuan
kami menulis makalah
ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing kami ”Rachmat
Saleh, S.Pd., M.Pd” dalam mata kuliah “Sejarah Sastra.”.
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan
dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf
sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut
semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi
para pembaca.
Maros ,27 Desember
2014
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah
Sastra Angkatan 80
Latar
Belakang Munculnya Sastra Angkatan 80-an
Karakteristik Sastra
Angkatan 80-an
Tokoh-tokoh Sastra
Angkatan 80-an
Karya-karya Sastra
Angkatan 80-an
Kualitas Sastra Angkatan
80-aN
BAB III PENUTUP
Simpulan
SaraN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra
Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra. Diistilah
"Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama
dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut. Karya sastra di
Indonesia di bagi kedalam beberapa
periode yaitu Pujangga Lama, Sastra “Melayu Lama”, Angkatan Balai Pustaka,Pujangga Baru, Angkatan ‘45,
Angkatan 50-an, Angkatan 66-70-an, Angkatan 80-an, Angkatan Reformasi.
Periode
80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional.Seperti
yang dikatakan Putu Wijaya bahwa kasusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan
makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan makna itu hendaknya
disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan
serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
sejarah sastra angkatan 80-an ?
2.
Bagaimana
latar belakang munculnya angkatan 80 –an ?
3.
Apa
sajakah karakteristik sastra angkatan 80-an ?
4.
Siapa sajakah
tokoh-tokoh angkatan 80-an ?
5.
Apa
sajakah karya-karya angkatan 80-an ?
6.
Bagaimana
kualitas sastra angkatan 80-an ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Sastra Angkatan 80-an
Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan
aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an
lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu
masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik
Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari
militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos
pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang
sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan
maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya
adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah
tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian Indonesia.
Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang
tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman
percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap
provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman
percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup
yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia
sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.
Periode
sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya
pada kata. Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an
menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.
Periode
80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional.
Kesusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan
pada manusia secara utuh dan makna itu hendaknya disalurkan agar
2
mengalami
proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan
hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.
Periode
80-an lahir dari konsepsi improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil
dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu kehidupan.
Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan
kreativitas untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan drama drama
radio. Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat.
Perfilman Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para
sutradara pun aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan
percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik
dikalangan muda maupun tua.
B.
Latar Belakang Munculnya Sastra Angkatan
80-an
Sastra Angkatan 80-an berada di
tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang nyaris total.
Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa sepenuhnya
dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik. Politik stabilitas, security approach, normalisasi
kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para sastrawan
era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada
Horison dan Basis.
Karya sastra yang lahir pada tahun
80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut. Oleh karena itu, sastra yang
muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak
menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.
Globalisasi dengan ekonomi sebagai
panglima menempatkan pusat dunia tidak lagi pada lembar-lembar diskursif
sastrawi. Jargon-jargon politik yang hiruk-pikuk dan menakutkan telah berlalu.
Mereka digantikan oleh jargon-jargon modisme yang meriah, kerlap-kerlip, dan
tidak terasa menakutkan.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah
tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan,
3
dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa
tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini
tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade
1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira
Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat,
Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita
Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya
antara lain: Pada Sebuah Kapal,
Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati
Yang Damai. Mira.W dan Marga.T adalah dua sastrawan wanita Indonesia
yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada
umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita.
Namun, yang tak boleh dilupakan pada era 1980-an ini
juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer
yang dipelopori oleh Hilman
Hariwijaya dengan serial Lupusnya.
Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh
generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih
berat.
Sastra popular atau yang lebih dikenal dengan sebutan
sastra pop, dianggap sebagai sastra yang esensinya lebih rendah dari sastra
non-pop. Sastra pop dianggap tidak memiliki keindahan dari segi pemaknaan
karena sekali baca seorang pembaca bisa langsung mengetahui makna yang ingin
disampaikan oleh pengarang.
Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung
lebih mengutamakan permintaan pasar daripada keindahan estetik yang tersaji
lewat penyampaian maupun makna yang tersirat di dalam karya tersebut.\
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita
Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.
4
C. Karakteristik Sastra Angkatan
80-an
Setiap angkatan sastra mempunyai
karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang lain. Berikut adalah
karakteristik sastra angkatan 1980:
1. Puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius,
seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib;
2. Sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan
mistikisme;
3. Sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep
kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5. Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6. Bahasa yang digunakan
realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7. Terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian
aslinya;
8. Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh
utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur;
9. Didominansi oleh roman percintaan;
10.
Novel yang dihasilkan
mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran
timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.
D. Tokoh-tokoh Sastra Angkatan 80-an
Adapun tokoh-tokoh didalam sastra
angkatan 80-an , sebagai berikut:
1. Hilman Hariwijaya
2. Marga T
3. Nh. Dini
4. Mira Widjaja
5. Ahmadun Yosi Herfanda
E.
Karya-karya Sastra Angkatan 80-an
Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal
melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya sastra tersebut pun
menuai kesuksesan pada zamannya.
5
Berikut adalah
beberapa karya sastra pada angkatan 80-an:
1. Hilman Hariwijaya
Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman
Hariwijaya, di antaranya:
a. Lupus
Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan
Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus
berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama
Mami dan adiknya yang bernama Lulu.
b. Olga
Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman
pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan
Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga
Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki
sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim
sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly
Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.
c. Lulu
Lulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik.
Buku ini ditulis Hilman bersama Boim LeBon
dan Gusur Adhikarya.
d. Keluarga
Hantu
Keluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim.
Mengisahkan tentang Luyut, anak
hantu yang ingin mencoba bergaul dengan manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu).
e. Vanya
Vanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra
pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.
f. Vladd
Vladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama
A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius.Selain buku, Hilman
Hariwijaya juga menciptakan sinematografi.
6
Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil (sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak
tahun 1989, Makhluk Manis Dalam Bis
tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar
tahun 1992, Lupus 5,
2.
Marga T
Daftar berikut ini memuat sebagian dari karya
Marga Tjoa:
no
|
judul
|
tahun
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
Sekali dalam 100 tahun: kumpulan
satir
Tesa
Sembilu Bermata Dua
Setangkai Edelweiss
Untukmu Nana
Saskia: sebuah trilogi
Bukit Gundaling
Rahasia Dokter Sabara
Saga Merah
Fatamorgana
Monik: sekumpulan cerpen
Sebuah Ilusi
Lagu Cinta: kumpulan cerpen
Sepotong Hati Tua
Bukan Impian Semusim
Gema Sebuah Hati
|
1990
1990
1989
1988
1986
1987
1987
1987
1987
1988
1988
|
3.
Nh. Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah
Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia
sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan,
pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya.
Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu,
Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa
karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini
yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah
Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko
(1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk
kumpulan cerpen, novel, atau cerita kenangan. Kebanyakan di antara
novel-novelnya itu bercerita tentang wanita .
7
4. Mira Widjaja
Novel
Mira
Widjaja yang paling terkenal berjudul “di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi” yang diterbitkan pada tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada
penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha
Christie, Y. B. Mangunwijaya
dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa
di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.
Hingga
tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di antaranya
telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember.
5. Ahmadun Yosi Herfanda
Karya-karya
Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit
di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison,
Ulumul Qur'an, Kompas, Media
Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University,
A.S., 2001), Waves of
Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia
and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary
Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).
Beberapa
kali sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara
Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing, memenangkan satu di antara penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988
Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio
Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan
Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia,
dan Singapura).
Beberapa buku karya
Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain:
a) Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980),
8
b) Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati,
Nusa Indah, Ende, 1984),
c) Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti,
Masyarakat Poetika Indonesia, 1986).
d) Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990),
f) Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),
g) Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),
h) Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),
i)
Sebutir Kepala dan Seekor Kucing
(kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),
j)
Badai Laut Biru (kumpulan cerpen,
Senayan Abadi Publishing, 2004),
k) The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening Publishing, 2005),
l)
Resonansi Indonesia (kumpulan sajak
sosial, Jakarta Publishing House, 2006),
m) Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House,
2006).Yang Muda yang Membaca
(buku esai panjang, Kemenegpora RI, 2009).
n) Sajadah Kata (kumpulan puisi, Pustaka Littera, 2013).
F.
Kualitas Sastra Angkatan 80-an
Setiap angkatan karya sastra
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti padaa angkatan 80-an.
a. Kelebihan karya
sastra angkatan 80-an:
1. Memiliki wawasan estetik yang
luas.
2. Bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan yang indah bagi
masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi pembacanya.
9
3. Menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam
karya sastra;
4. Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang
bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru
dengan wawasan konstitusional;
5. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang
dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya;
6. Periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang
pesat dan;
7. Karyasastraera
1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.
b. Kekurangan karya sastra angkatan 80-an
1.
Karya sastra angkatan 80-an
diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik;
2.
Karya sastra yang
lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;
3.
Sastra yang muncul
jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan
kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa
itu.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Periode
80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto
era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer
dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh
dengan perlindungan dari militer.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Galang, Anandya.
2008. “Sastra Angkatan 80-an.”. (http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html,
Manda, Nursyam. 2009.
“Karakteristik Karya Sastra.” (http://makallahkarakteristikkaryasastraa.blogspot.com,).
Www.google.com
12
No comments:
Post a Comment