www.sistem pencernaan vertebrata.com
MAKALAH
:
SISTEM
PENCERNAAN
( TRACTUS
DIGESTORIUM )
KELOMPOK IV
BIOLOGI 1
1.
Hamirah : 13842050024
2.
Fitriani : 13842050024
3.
Asrina : 13842050024
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Yayasan Perguruan Islam Maros (STKIP YAPIM)
Tahun Ajaran 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan karunia yang
dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “Sistem
Pencernaan (Sistem Digestorium)” yang didalamnya memuat tentang “ Saluran
pencernaan (Tractus digestivus) dan “Kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
pada hewan Amphibi, Pisces , Aves, Reptil, dan Ruminansia
(Mamalia) .
Tujuan
kami menulis makalah ini yang
utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya ”MUH.AMRAN S.Pd.M.Pd” dalam mata kuliah “Struktur
Dan Perkembangan Hewan 1”.
Jika
dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf
sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut
semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan
dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Maros,03 November 2014
kelompok 4
Biologi 1
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 1
BAB 11 PEMBAHASAN
A.
Sistem Pencernaan Pada Hewan
Invertebrata............................................................... 2
1.
Sistem Pencernaan Makanan Pada
Cacing Tanah......................................................... 2
2.
Sistem Pencernaan Pada Serangga............................................................................... 2
B. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata.................................................................... 3
1.
Sistem Pencernaan Pada Amphibi................................................................................ 3
2.
Sistem Pencernaan Pada Pisces................................................................................... 3
3.
Sistem Pencernaan Pada Aves..................................................................................... 4
4.
Sistem Pencernaan Pada Reptil.................................................................................... 4
5.
Sistem Pencernaan Pada Mamalia................................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................. 6
B.
Saran.......................................................................................................................... 6
Daftar
Pustaka................................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan adalah makhluk hidup yang
dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup tetapi tidak mampu berfikir (kamus
pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana). Untuk melakukan kegiatan
hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung hewan juga mengalami
proses pencernaan makanan.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi,
terjadi proses pemecahan makanan berbeda-beda. Untuk makhluk hidup tingkat
rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk
hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Fungsi utama system pencernaan
makanan adalah untuk menyederhanakan atau memproses suatu bahan-bahan makanan
yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di tinjau dari
prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan
pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat makanan serta
pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.
System pencernaan makanan dibangun
oleh saluran-saluran yang sangat muskuler, dimulai dari rongga mulut sampai ke
anus, yang terdiri dari rongga mulut, faring, osefagus, lambung, usus halus,
usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah Sistem Pencernaan Pada
Hewan Invertebrata ?
2.
Bagaimanakah Sistem Pencernaan Pada
Hewan vertebrata ?
1.
Bagaimanakah system pencernaan pada amfibi ?
2.
Bagaimanakah system pencernaan pada pisces ?
3.
Bagaimanakah system pencernaan pada aves ?
4.
Bagaimanakah system pencernaan pada reptile ?
5.
Bagaimanakah system pencernaan pada mamalia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui system pencernaan pada Amfibi ?
2.
Untuk mengetahui system pencernaan pada Pisces ?
3.
Untuk mengetahui system pencernaan pada Aves ?
4.
Untuk mengetahui system pencernaan pada Reptil ?
5.
Untuk mengetahui system pencernaan pada Mamalia ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ø
Sistem Pencernaan Pada Hewan
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta
jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada
hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel.
A. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara
intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan
dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat
pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan
dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.
1. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah
lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul
yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan
dikeluarkan melalui anus.
2. Sistem Pencernaan Pada Serangga Sebagaimana pada cacing tanah, serangga
memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan
secara ekstrasel.
B. Sistem
Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ
pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
1. Sistem Pencernaan Pada Ikan (Pisces)
Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat
gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar
mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim).
Dari rongga mulut makanan
masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak
dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk
ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
Pada beberapa jenis ikan,
terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari
lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama
besarnya. Usus bermuara pada anus.
1. Saluran Pencernaan (Tractus
Digestivus)
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir
tidak berkembang dan malahan
hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang
b. Rongga mulut (cavum
oris)
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga
mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang
terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan
rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis.
Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat
organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan
organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan
dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air
laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga
memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar
bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum
berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses
penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis
sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas
antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan
bertulang rawan memiliki organ tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
2. Kelenjar
pencernaan (Glandula Digestoria)
Kelenjar pencernaan pada
ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar,
berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan
mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus
kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi
untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
2. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada
amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa
hewan-hewan kecil (serangga).
1.
Saluran
pencernaan (Tractus Digestivus)
a.
rongga mulut: terdapat gigi
berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
b.
esofagus; berupa saluran pendek,
c.
ventrikulus (lambung), berbentuk
kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
d.
intestinum (usus): dapat dibedakan
atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan
ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e.
Usus tebal berakhir pada rektum dan
menuju kloata, dan
f.
kloaka: merupakan muara bersama
antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
2. Kelenjar
pencernaan (Glandula Digestoria)
Kelenjar pencernaan pada
amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri
atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan.
pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.
3. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan
amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
1.
Saluran
pencernaan (Tractus Digestivus)
a.
rongga mulut: bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah, asing-masing memiliki deretan gigi yang
berbentuk kerucut, gigimenempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga
mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah
dengan ujung bercabang dua,
b.
esofagus (kerongkongan),
c.
merupakan saluran di
belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di
dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
d.
ventrikulus(lambung),
merupakan tempat
penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan.
Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
e.
intestinum: terdiri atas usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada anus.
2.
Kelenjar
pencernaan (Glandula Digestoria)
Kelenjar
pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada
reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna kemerahan. Kantung empedu
terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan
duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
4. Sistem Pencernaan Pada Burung (Aves)
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan
buah-buahan.
1.
Saluran
pencernaan (Tractus Digestivus)
a.
paruh: merupakan modifikasi dari
gigi,
b.
rongga mulut: terdiri atas rahang
atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
c.
faring: berupa saluran pendek,
esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok,
berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
d.
lambung terdiri atas: Proventrikulus
(lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya
tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”,
b.
Intestinum: terdiri atas usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
2.
Kelenjar
pencernaan (Glandula Digestoria)
Kelenjar
pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantung empedu.
5. Sistem
Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
Hewan-hewan herbivora
(pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak
(ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks.
Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada
umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan
lain.
Perbedaan sistem
pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu
terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat
modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar),
retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang
bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%,
retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini terlihat dari
bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan
lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
§
Makanan dari kerongkongan akan masuk
rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di
rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh
enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari
rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan
ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan
ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses
pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Hewan herbivora, seperti
kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada
sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang
dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri.
proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung.
Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan
selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses
pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan
oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan
memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan
vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas
metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber
energi altematif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses pencernaan merupakan suatu
proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.
Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem
pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi
sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai
jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan
tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara
intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
B. Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat
mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi
kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita
semua, Amien.
DAFTAR
PUSTAKA
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta :
EGC. 2002
Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga,
1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia
Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar
Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.