KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun yang menjadi
judul makalah adalah “pertentangan-pertentangan(konflik)
sosial” dalam makalah ini membahas tentang pengertian pertentangan
(konflik) social, bentuk-bentuk, faktor-faktor, sumber,jenis serta dampak
pertentangan sosial.”.
Tujuan saya menulis makalah ini yang
utama untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing saya”Dra Fien Pongpalilu SE., M.Pd” dalam mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar.
Dalam makalah ini saya
juga menyadari masih banyak kekurangan yang menyebabkan makalah ini menjadi
tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini dengan hati yang
terbuka saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
Ilmu Sosial Dasar.
Maros
, 25 desember 2013
Hasmirah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah 1
1.3
Tujuan 1
BAB II
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL 2
A. Pengertian
2
B. Factor-Factor
pertentangan sosial 2
C. Sumber pertentangan sosial 4
D.
Jenis-jenis pertentangan sosial 5
E.
Bentuk-bentuk pertentangan sosial 6
F.
Dampak pertentangan sosial 8
G.
Proses terjadinya pertentangan sosial 8
H.
Cara dan pola menyelesaikan
pertentangan sosial 9
I.
Pengertian dan factor penyebab
Integrasi sosisal 13
BAB
III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
masalah
Manusia
merupakan mahluk social yang tak bisa lari dari kenyataan hidup individu dan
kelompok, sebagai salah satu penyusun terciptanya sebuah masyarakat atau
Negara, maka sebagai mahluk social individu atau sosial kelompok memiliki peran
dan kepentingan tersendiri baik untuk pribadinya maupun untuk kelompoknya.
Tidak wajar jika dalam kehidupan tidak
ada yang namanya konflik atau pertentangan social, karna pertentangan dan
konflik memeliki manfaat dan kerugian tersendiri, meskipun konflik menimbulkan
perpecahan, tapi konflik juga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
sesame kelompoknya atau pada satu negaranya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku budaya dan bahasa yang salah satunya akibat dari perbedaan suku dan budaya tresebut bisa saja menimbulkan konflik atau pertentangan social, entah itu konflik yang berbau sara atau yang lainya. Maka dari sini lah, penyusun mencoba mengungkapkan permasalahan - permasalahan yang menyebabkan pertentangan social, baik diantaranya kelas social, konflik maupun pelapisan social.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku budaya dan bahasa yang salah satunya akibat dari perbedaan suku dan budaya tresebut bisa saja menimbulkan konflik atau pertentangan social, entah itu konflik yang berbau sara atau yang lainya. Maka dari sini lah, penyusun mencoba mengungkapkan permasalahan - permasalahan yang menyebabkan pertentangan social, baik diantaranya kelas social, konflik maupun pelapisan social.
1.2
Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari
pertentangan(konflik) social?
B. Apa saja factor–factor penyebab
terjadinya konflik social ?
C. Apa sajakah yang menjadi sumber
pertentangan(konflik) sosial?
D. Apa saja jenis-jenis dari
pertentangan(konflik) sosial?
E. Apa saja bentuk - bentuk dari
konflik sosial ?
F. Apa saja dampak dari adanya konflik
sosial ?
G. Bagaimana proses terjadinya konflik
sosisal ?
H. Bagaiamana cara dan pola
menyelesaikan konflik sosial ?
I. Apa pengertian dan penyebab
integrasi social ?
1.3. Tujuan
A. Mengetahui pengertian dari konflik
social?
B. Mengetahui factor–factor penyebab
terjadinya konflik social ?
C. Mengetahui sumber
pertentangan(konflik) sosial?
D. Mengetahui jenis-jenis dari
pertentangan(konflik) sosial?
E. Mengetahui bentuk-bentuk dari
konflik sosial ?
F. Mengetahui dampak dari adanya
konflik sosial ?
G. Mengetahui proses terjadinya konflik
sosisal ?
H. Mengetahui cara dan
polamenyelesaikan konflik sosial ?
I. Mengetahui pengertian dan penyebab
integrasi social ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konflik
(pertentangan) Diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain. Konflik berasal dari kata kerja
Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Pertentangan Sosial adalah suatu
kegiatan yang menentang ilmu–ilmu sosial yang biasanya terjadi karena
kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran, kerusuhan, perang
antar suku dan banyak lagi. contoh yang paling sering kita lihat adalah tauran,
tauran yang sering terjadi biasanya di dasari oleh keinginan berkuasa atas
suatu tempat atau suatu barang bahkan orang.
B. Faktor-Faktor
Penyebab Pertentangan Sosial
1) Adanya perbedaan antar kelompok
sosial, baik secara fisik maupun mental, atau perbedaan kemampuan, pendirian,
dan perasaan sehingga menimbulkan pertikaian atau bentrokan di antara
mereka.Perbedaan pola kebudayaan seperti prbedaan adat istiadat, suku bangsa,
agama, paham politik, pandangan hidup, dan budaya darah sehingga mendorong
timbulnya persaingan dan pertentangan, bahkan bentrokan di antara anggota
kelompok sosial tersebut.
2) Perbedaan mayoritas dan minoritas
yang dapat menimbulkan kesenjangan sosian di antara kelompok sosial tersebut.
Misalnya antara etnis Cina (minoritas) dan etnis pribumi (mayoritas).
3) Perbedaan kepentingan antar kelompok
sosial, seperti perbedaan kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya, agama,
dan sejenisnya merupakan faktor penyebab timbulnya konflik.
4) Perbedaan individu
Perbedaan kepribadian antar individu
bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu
yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap
manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya.
5) Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu
yang dapat menghasilkan konflik.
6)
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan.
7)
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim
dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan
mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya,
pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak
akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi
nilai-nilai masyarakat industri.
Faktor–faktor lain penyebab terjadinya konflik antar
kelompok sosial antara lain adalah sebagai berikut :
a. Konflik
antar kelompok sosial
Dalam masyarakat Indonesia, ada
beberapa kelompok yang menganut agama yang berbeda–beda.Ada yang memeluk agama
islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Adanya perbedaan agama ini akan membawa perbedaan
dalam kehidupan sehari– hari.Misalnya, cara peribadatan, acara perkawinan, dan
penerapan hukum warisan.
b. Konflik
antar kelompok suku bangsa
Dalam kehidupan masyrakat
multikultural seperti indonesia, antara kelompok suku bangsa yang satu dan suku
bangsa yang lain terdapat perbedaan- perbedaan yang khas. Perbedaan – perbedaan
tersebut mencakup hal – hal sebagai berikut :
1. Perbedaan tata susuanan dan
kekerabatan, misalnya patrilineal, matrilineal, dan parental.
2. Perbedaan seni bangunan rumah, peralatan
kerja, dan pakaian-pakaian adat.
3. Perbedaan kesenian daerah, misalnya
tarian, musik, seni lukis, dan seni pahat.
4. Perbedaan adat istiadat dalam
perkawinan, upacara ritual, dan hukum adat.
5. Perbedaan bahasa daerah, misalnya
bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali, Batak, Papua, Makassar, dan Minangkabau.
Perbedaan tersebut di atas, sering
kali dapat menjadi pemicu timbulnya konflik antar kelompok suku bangsa.
B.
Sumber Konflik Sosial
Konflik yang terjadi pada manusia
bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang
terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan
terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya
bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata
tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. suatu konflik dapat
terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan
perasaan sensitif.
1. Perbedaan pendapat
1. Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena
pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada
yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam
maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2. Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal
yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan
sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3. Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin
dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak
lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau
bahkan membenci.
4. Perasaan sensitive
Seseorang
yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain.Kadang
sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya.
Pada umumnya penyebab munculnya konflik
kepentingan sebagai berikut:
1. Perbedaan
kebutuhan, nilai, dan tujuan.
2. Langkanya
sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan
posisi, dan
3. Persaingan.
D. Jenis
- jenis Konflik Sosial
Menurut jenisnya, konflik social dapat dibedakan menjadi :
1. Konflik dekstruktif, yaitu konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang atau dendam terhadap pihak lain. Biasanya mengarah pada proses penghancuran.
2. Konflik Konstruktif, merupakan konflik fungsional karena adanya perbedaan pendapat dari masing–masing kelompok hingga akhirnya menghasilkan sosuli masalah.
3. Konflik Vertikal, terjadi antara komponen masyarakat dalam suatu struktur social yang bersifat hierarkis.
4. Konflik horizontal, terjadi antara individu atau kelompok yang sederajat.
5. Konflik terbuka, artinya konflik yang diketahui semua pihak.
6. Konflik tertutup,artinya konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang bertikai.
7. Konflik Interindividu, artinya konflik yang terjadi akibat peran ganda yang dijalankan oleh seseorang.
8. Konflik antarindividu, konflik yang terjadi akibat perbedaan gagasan dan kepentingan.
9. Konflik antarkelompok, pertentangan antar kelompok
Menurut jenisnya, konflik social dapat dibedakan menjadi :
1. Konflik dekstruktif, yaitu konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang atau dendam terhadap pihak lain. Biasanya mengarah pada proses penghancuran.
2. Konflik Konstruktif, merupakan konflik fungsional karena adanya perbedaan pendapat dari masing–masing kelompok hingga akhirnya menghasilkan sosuli masalah.
3. Konflik Vertikal, terjadi antara komponen masyarakat dalam suatu struktur social yang bersifat hierarkis.
4. Konflik horizontal, terjadi antara individu atau kelompok yang sederajat.
5. Konflik terbuka, artinya konflik yang diketahui semua pihak.
6. Konflik tertutup,artinya konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang bertikai.
7. Konflik Interindividu, artinya konflik yang terjadi akibat peran ganda yang dijalankan oleh seseorang.
8. Konflik antarindividu, konflik yang terjadi akibat perbedaan gagasan dan kepentingan.
9. Konflik antarkelompok, pertentangan antar kelompok
D. Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Pada
umumnya terdapat 6 bentuk konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yaitu:
1.
Konflik pribadi
Konflik pribadi, merupakan pertentangan yang terjadi secara individual dan melibatkan dua orang yang bertikai.
Konflik pribadi, merupakan pertentangan yang terjadi secara individual dan melibatkan dua orang yang bertikai.
2.
Konflik kelompok
Terjadi karena adanya pertentangan antara dua kelompok dalam masyarakat. Seperti perselisihan antar partai, dan lain-lain.
Terjadi karena adanya pertentangan antara dua kelompok dalam masyarakat. Seperti perselisihan antar partai, dan lain-lain.
Konflik
antarkelas sosial
Terjadi pada status sosial yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau perbedaan pandangan.
4. Konflik rassial
Rassial adalah pertikaian yang terjadi karena didasaran perbedaan pandangan terhadap adanya perbedaan ciri-ciri jasmaniah.
5. Konflik politik
Merupakan salah satu aspek dalam sistem sosial yang menyangkut masalah kekuasaan, wewenang dan pemerintahan.Konflik politik itu sendiri adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena perbedaan pendapat atau ideology yang dianut oleh masing-masing kelompok.
6. Konflik budaya
Yaitu pertentangan yang biasanya terjadi karena adanya perbedaan budaya.
7. Konflik Agama
Yaitu pertentangan yang terjadi disebabkan oleh suatu keyakinan, keperc ayaan, dan ajaran agama.Konflik agama bisa terjadi dalam satu agama yang menganut keyakinan tertentu.Secara teoritis konflik dapat dibedakan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatannya:
Terjadi pada status sosial yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau perbedaan pandangan.
4. Konflik rassial
Rassial adalah pertikaian yang terjadi karena didasaran perbedaan pandangan terhadap adanya perbedaan ciri-ciri jasmaniah.
5. Konflik politik
Merupakan salah satu aspek dalam sistem sosial yang menyangkut masalah kekuasaan, wewenang dan pemerintahan.Konflik politik itu sendiri adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena perbedaan pendapat atau ideology yang dianut oleh masing-masing kelompok.
6. Konflik budaya
Yaitu pertentangan yang biasanya terjadi karena adanya perbedaan budaya.
7. Konflik Agama
Yaitu pertentangan yang terjadi disebabkan oleh suatu keyakinan, keperc ayaan, dan ajaran agama.Konflik agama bisa terjadi dalam satu agama yang menganut keyakinan tertentu.Secara teoritis konflik dapat dibedakan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatannya:
o
Konflik tingkat tendah, merupakan konflik yang bertujuan
untuk membinasahkan lawan secara langsung dengan menggunakan kekerasan.
o
Konflik tingkat menengah, merupakan
pertentangan yang menggunakan strategi
untuk mengalahkan lawan,baik cara
kekerasan yang menggunakan pihak lain atau memaksakan kehendak dengan memberikan
pengaruh.
o
Konflik tingkat tinggi, yaitu konflik yang bersifat positif
karena pertentangan yang terjadi berlangsung secara rasional berdasarkan
pandangan yang berbeda tetapi memiliki dasar pemikiran yang nyata.
Menurut
Dahrendorf konflik dibedakan menjadi 4 macam:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role);
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank);
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa)
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara)
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role);
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank);
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa)
4. Konflik antar satuan nasional (perang saudara)
Soetopo
(1999),
Dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:
1. Konflik
tujuan
Konflik tujuan terjadi jika ada dua
tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2. Konflik
peranan
Konflik peranan timbul karena
manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki
kepentingan yang sama.
3. Konflik
nilai
Konflik nilai dapat muncul karena
pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama,
sehingga konflik dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan organisasi.
4. Konflik
kebijakan
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan
individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh
satu pihak dan kebijakan lainnya.
E. Dampak Konflik Sosial
Konflik Sosial memiliki dampak
positif dan negative, yaitu :
1. Dampak Positif
a. Meningkatkan solidaritas kelompok.
b. Mendorong kekuatan pribadi untuk menyelesaikan berbagai macam konflik.
c. Munculnya norma baru.
d. Mendorong kesadaran kelompok untuk berkompromi.
a. Meningkatkan solidaritas kelompok.
b. Mendorong kekuatan pribadi untuk menyelesaikan berbagai macam konflik.
c. Munculnya norma baru.
d. Mendorong kesadaran kelompok untuk berkompromi.
2. Dampak Negatif
a. Menimbulkan perpecahan.
b. Rusaknya sarana dan prasarana.
c. Meningkatnya keresahan masyarakat.
d. Lumpuhnya roda perekonomian.
e. Hancurnya harta benda bahkan korban jiwa.
a. Menimbulkan perpecahan.
b. Rusaknya sarana dan prasarana.
c. Meningkatnya keresahan masyarakat.
d. Lumpuhnya roda perekonomian.
e. Hancurnya harta benda bahkan korban jiwa.
F. Proses Terjadinya Konflik Sosial
Menurut Robbins (1996) proses
konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
(1) oposisi atau ketidakcocokan potensial;
(2) kognisi dan personalisasi;
(1) oposisi atau ketidakcocokan potensial;
(2) kognisi dan personalisasi;
(3) maksud;
(4) perilaku; dan
(4) perilaku; dan
(5) hasil.
Oposisi atau ketidakcocokan
potensial adalah adanya kondisi yang mencipta-kan
kesempatan untuk munculnya
koinflik.Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah
ke konflik,tetapi salah satu kondisi
itu perlu jika konflik itu harus muncul.Kondisi tersebut dikelompokkan dalam
kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk
merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses
komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman.
Struktur juga bisa menjadi titik awal dari
konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam
tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan
anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan
antara kelompok-kelompok.
H. Cara dan Pola
Menyelesaikan Konflik Sosial
Caranya adalah sbb:
1. Konsiliasi
Konsiliasi berasal dari kata consolation yang memiliki arti perdamaian.Cara ini digunakan dalam menyelesaikan suatu konflik melalui upaya mempertemukan dua pihak atau yang berselisih guna tercapainya kesepakatan untuk mengadakan damai diantara keduanya.
2. Mediasi
Berasal dari kata mediation yang berarti perantara atau media. Mediasi dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu konflik dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai perantara yang menjadi penghubung diantara kedua belah pihak yang berselisih.
1. Konsiliasi
Konsiliasi berasal dari kata consolation yang memiliki arti perdamaian.Cara ini digunakan dalam menyelesaikan suatu konflik melalui upaya mempertemukan dua pihak atau yang berselisih guna tercapainya kesepakatan untuk mengadakan damai diantara keduanya.
2. Mediasi
Berasal dari kata mediation yang berarti perantara atau media. Mediasi dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu konflik dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai perantara yang menjadi penghubung diantara kedua belah pihak yang berselisih.
3. Arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitration dan yang menentukan keputusan arbitrer. Penyelesaian konflik dengan cara arbitrse yaitu melalui pengadialan yang dipimpin oleh seseorang yang berperan untuk memutuskan.
4. Paksaan
Paksaan atau coercion dijadika sebagai alternative dalam menyelesaikan konflik apabila terjadi ketidak seimbangan diantara kedua belah pihak yang bertikai sehingga pihak yang lemah tidak dapat mengambil keputusan untuk menyelesaika pertikaianya karena pihak lawan lebih kuat.
Arbitrase berasal dari kata arbitration dan yang menentukan keputusan arbitrer. Penyelesaian konflik dengan cara arbitrse yaitu melalui pengadialan yang dipimpin oleh seseorang yang berperan untuk memutuskan.
4. Paksaan
Paksaan atau coercion dijadika sebagai alternative dalam menyelesaikan konflik apabila terjadi ketidak seimbangan diantara kedua belah pihak yang bertikai sehingga pihak yang lemah tidak dapat mengambil keputusan untuk menyelesaika pertikaianya karena pihak lawan lebih kuat.
5. Detente
Detente memiliki arti mengendurkan atau mengurangi ketegangan.Dalam menyelesaikan suatu konflik detente lebih bersifat persuasif terhadap dua belah pihak yang berselisih.
Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan dalam organisasi maupun perusahaan adalah sbb:
Detente memiliki arti mengendurkan atau mengurangi ketegangan.Dalam menyelesaikan suatu konflik detente lebih bersifat persuasif terhadap dua belah pihak yang berselisih.
Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan dalam organisasi maupun perusahaan adalah sbb:
1. Integrating (menyatukan,
menggabungkan)
Individu yang memilih gaya ini melakukan tukar-menukar informasi. Disini ada keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok.Cara ini mendorong berpikir kreatif serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.
2. Obliging (saling membantu)
Disebut juga dengan kerelaan membantu. Cara ini menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang mengorbankan sesuatu yang penting untuk dirinya sendiri.
3. Dominating (menguasai)
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepentingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan dan penyelesaiannya cenderung ddenganmenggunakan kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkat sedang
Individu yang memilih gaya ini melakukan tukar-menukar informasi. Disini ada keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok.Cara ini mendorong berpikir kreatif serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.
2. Obliging (saling membantu)
Disebut juga dengan kerelaan membantu. Cara ini menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang mengorbankan sesuatu yang penting untuk dirinya sendiri.
3. Dominating (menguasai)
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepentingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan dan penyelesaiannya cenderung ddenganmenggunakan kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkat sedang
Pola Penyelesaian Konflik
Konflik yang berkepanjangan selalu
menyisakan ironi dan tragedi. Kekerasan yang terjadi dalam rentang waktu lama
menjadikannya sebagai perilaku yang seolah wajar dan bahkan
terinstitusionalisasi. Belum lagi kerusakan dan kerugian materiil yang harus di
tanggung, sungguh tak terperikan lagi. Pada masyarakat multikultular,
suatu konflik bisa diatasi dengan cara – cara seperti berikut :
1. Sikap
tidak diskriminatif
Diskrimatif adalah perbedaan
perlakuan terhadap sesama warga negara. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
diskriminatif adalah yaitu sikap tidak membedakan perlakuan terhadap semua
warga negara, seperti tidak memandang warga negara asli atau bukan asli,
pribumi atau nonpribumi. Dengan tidak membedakan antara kelompok sosial
tersebut, maka negara harus memberikan ruang gerak yang sama untuk kelangsungan
hidup kelompok – kelompok tersebut. Masing – masinf kelompok sosial mendapat
jaminan hukum yang pasti.
2. Rasional
Rasional berarti pikiran sehat,
cocok dengan akal, patut, dan layak. Utnuk menghindari konflik, antara kelompok
sosial yang beraneka ragam, perlu dikembangkan sikap yang masuk akal. Jangan
menggunakan emosi atau perasaan semata. Perbuatan yang tidak menggunakan akal
yang jernih dan sehat serta pemikiran yang tidak matang akan mengakibatkan
kerugian yang luar biasa
3. Persaingan
yang sehat
Dalam masyarakat multikultural,
adanya keanekaragaman kelompok sosial pasti selalu muncul persaingan, baik yang
bersifat positif maupun yang negatif. Untuk itu, perlu diciptakan kondisi
persaingan yang positif dan sehat. Dengan adanya persaingan positif tersebut,
kelompok yang satu akan belajar dari kelompok yang lain dan akan timbul sikap
saling menghormati antar kelompok.
4. Dialogis
Untuk mengatasi konflik antar
kelompok soial di dalam masyarakat multikultural, diperlukan pendekatan antara
kelompok yang satu dan kelompok yang lain dengan cara dialog, sehingga perbedaan
yang ada bisa saling dimengerti dan dihormati. Ada juga beberapa cara
untuk memecahkan konflik yang terjadi, yaitu :
1. Pemecahan
masalah dengan cara pertemuan tatap muka dari pihak–pihak yang berkonflik
dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya dengan cara terbuka.
2. Menciptakan
suatu tujuan bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dari masing
– masing pihak yang berkonflik.
3. Dengan
cara penghindaran atau berusaha untuk menarik diri konflik misalnyan mengurangi
kesempatan untuk bertemu.
4. Berusaha
untuk mengecilkan arti perbedaan sementara menekankan kepentingan bersama
antara pihak – pihak yang berkonflik.
5. Melakukan
tindakan kompromi dengan cara tiap pihak yang berkonflik melepaskan atau
mengorbankan sesuatu yang berharga.
6. Mengubah
variabel atau menggunakan teknik pengubahan perilaku manusia misalnya pelatihan
hubungan manusia untuk mengubah sikap dan perilaku yang menyebabkan
konflik.Pola penyelesaian konflik bila dipandang dari sudut menang-kalah pada
masing-masing pihak, maka ada empat bentuk pengelolaan konflik, yaitu :
1. Bentuk
kalah-kalah (menghindari konflik)
Bentuk pertama ini menjelaskan cara
mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang
timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk
menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik
tersebut.
2. Bentuk
menang-kalah (persaingan)
Bentuk ini memastikan bahwa satu
pihak memenangkan konflik dari pihak lain. Biasanya kekuasaan atau pengaruh
digunakan untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut individu tersebut yang
keluar sebagai pemenangnya. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak
mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah.
3. Bentuk
kalah-menang (mengakomodasi)
individu yang kalah dan pihak lain
menang ini berarti individu berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi
kepentingan pihak lain. Gaya ini digunakan untuk menghindari kesulitan atau
masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi
tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian
yang diinginkan.
4. Bentuk
menang-menang (kolaborasi)
Bentuk seperti ini disebut dengan
gaya pengelolaan konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuannya adalah
mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau
kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Dengan adanya sebuah konflik juga
bisa menghasilkan suatu perubahan pada masyarakat yang terkadang juga membawa
dampak positif namun juga banyak yang menghasilkan sesuatu yang bersifat
negatif. Antara lain hasil yang didapatkan dari aanya suatu konflik adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan solidaritas sesama
anggota kelompok (in-group) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2. Keretakan
hubungan antar kelompokyang bertikai.
3. Perubahan
kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga
dan lain-lain.
4. Kerusakan
harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
5. Dominasi
bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Pengelolaan
konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam mengontrol, mengarahkan,
dan menyelesaikan konflik, dalam hal ini adalah konflik interpersonal.
Ada juga strategi yang dipandang
lebih efektif dalam pengelolaan konflik yaitu:
o Koesistensi damai, yaitu
mengendalikan konflik dengan cara tidak saling mengganggu dan saling merugikan,
dengan menetapkan peraturan yang mengacu pada perdamaian serta diterapkan
secara ketat dan konsekuen.
o Dengan mediasi (perantaraan). Jika
penyelesaian konflik menemui jalan buntu, masing-masing pihak bisa menunjuk
pihak ketiga untuk menjadi perantara yang berperan secara jujur dan adil serta
tidak memihak.
I.
Pengertian Integrasi Sosial
Proses
menyatunya berbagai unsur dalam masyarakat.Yang dimaksud dengan unsur adalah kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti suku bangsa, umat beragama, dan lain-lain. Secara arti kata
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi sosial dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan ma
Sehingga
integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :
·
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam
suatu sistem sosial tertentu.
·
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur
tertentu.
Faktor Penyebab Integrasi Sosial
1.Faktor internal :
- Kesadaran diri sebagai makhluk social
- Tuntutan kebutuhan
- jiwa dan semangat gotong royong
- Kesadaran diri sebagai makhluk social
- Tuntutan kebutuhan
- jiwa dan semangat gotong royong
2.Faktor eksternal :
- Tuntutan perkembangan zaman
- Persamaan kebudayaan
- Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
- Persaman visi, misi, dan tujuan
- Sikap toleransi
- Adanya kosensus nilai
- Adanya tantangan dari luar
- Tuntutan perkembangan zaman
- Persamaan kebudayaan
- Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
- Persaman visi, misi, dan tujuan
- Sikap toleransi
- Adanya kosensus nilai
- Adanya tantangan dari luar
Ada
beberapa kekuatan yang relevan dan fungsional dalam proses integrasi sosial,
yaitu :
1. Homogenitas Kelompok; semakin
kecil tingkat kemajemukan semakin mudah tercapai integrasi social.
2. Besar kecilnya kelompok; semakin
kecil kelompok dapat berarti semakin kecil pula tingkat kemajemukannya,
disamping itu kelompok kecil akan diwarnai relasi-relasi primer sehingga
dicapai komunikasi yang sangat efektif.
3. Perpindahan fisik, baik datang ke
atau keluar dari suatu kelompok akan mempengaruhi tingkat kemajemukan
masyarakat atau kelompok.
4. Efektivitas dan efesien komunikasi;
pengertian bersama yang merupakan dasar terbentuknya integrasi masyarakat hanya
akan dapat tercapai kalau komunikasi dalam masyarakat berlangsung secara
efektif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik sosial merupakan suatu
pertentangan antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, individu
dan kelompok dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik
sosial juga merupakan gambaran tentang terjadinya percekcokan,
perselisihan, ketegangan, atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan –
perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat.
Bentuk
konflik sosial yaitu konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antar kelas
sosial, konflik rassial, konflik budaya, dan konflik politik.Adapun sumber
terjadinya konflik sosial yaitu faktor perbedaan individu dalam masyarakat,
Perbedaan pola kebudayaan, Perbedaan status sosial, Perbedaan kepentingan, dan
terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dan cara menyelesaikan
konflik sosial yaitu dengan cara konsiliasi, mediasi, arbitrase, paksaan dan
détente.
B.SARAN
Penulis berharap pembahasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konflik sosial, serta dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pembahsan ini. Tersusunnya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis akan berusaha untuk memperbaikinya dalam pembuatan makalah yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi kepada penulis khususnya, dan kepada para pembaca lainnya.
B.SARAN
Penulis berharap pembahasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konflik sosial, serta dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pembahsan ini. Tersusunnya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis akan berusaha untuk memperbaikinya dalam pembuatan makalah yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi kepada penulis khususnya, dan kepada para pembaca lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Winataputera, S.Udin, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2010,http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta. html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
Winataputera, S.Udin, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS SD.
Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2010,
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial serta.html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial serta.html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
No comments:
Post a Comment