Friday, 5 December 2014

HAKIKAT MIPA, DASAR DASAR MIPA



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
             Dewasa ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa  matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya berhubungan dengan angka , sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi , bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut.
          Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.    
          Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bigang Matimatika.

  B. Rumusan Masalah
·     Menjelaskan tentang Hakikat Mipa
·     Menjelaskan tentang Hakikat Matematika
·     Menjelaskan tentang Hakikat Ipa
·     Menjelaskan tentang Nilai – Nilai Ipa

 C. Tujuan
o    Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
o    Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
o    Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan perubahan gaya bahasa alam dan teknologi yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Hakikat
          Menurut bahasa artinya kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
2.2    Hakikat MIPA
          Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif.
          Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.

A.     CIRI MIPA    
a)       Pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat.
b)      Karena itu konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan-simpulan yang jelas.
c)       Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
d)      Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh.
2.3   Hakekat Matematika
A.      DEFINISI MATEMATIKA
          Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “ manthenein” , yang artinya“mempelajari”. Mungkin juga , kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian” , “ketahuan” . atau “intelegensi”. Dalam bukuLandasan Matematika , Andi Hakim nasution (1977 : 12 ) tidak menggunakan istilah“ilmu pasti” dalam menyebut istilah ini. Kata “ilmu pasti” merupakan terjemahan dari bahsa Belanda “wiskunde”.
           Kemungkinan besar bahwa kata “wis” ini ditafsirkan sebagai “pasti” karena di dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”: ”zeker” berarti “pasti” , tetapi“wis” di sini lebih dekat artinya ke “wis” dari kata “wisdom” dan wissenscaft” , yang erat hubungannya dengan “widya”. Karena itu , “wiskunde” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang belajar” yang sesuai dengan arti “mathein” pada matematika.
          Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir , sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental , dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir , orang menyusun hubungan-hubung antara bagian-bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian. Berikut ini defenisi matematika menurut beberapa ahli :
1.       Kline (1973) mengatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahansosial, ekonomi, dan alam.
2.       Jhonson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logika;  matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilahyang didefenisikan dengan cermat, jelas,akurat, representasinya dengansimbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi ; matematika adlah ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide.
3.       James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah  ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan  satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika  itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an analisis.
4.       Reys dkk (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
          Dari pengertian tersebut , terbentuklah pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Dan , tentunya kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya. Dengan demikian , terlihat jelas adanya hubungan antara kecerdasan dengan proses dalam belajar matematika ( Hudojo , 1990 : 5 ).

B.      CIRI KHUSUS
             IPA: Kerja sama antara ekperimen dan teori. teori IPA pemodelan   matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama.  Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuat prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan  Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru danSuatu proses deduktif bagi pengujian teori baru.
          Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan  kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain.  alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksionatik.
          Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkhis sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman atas berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
C.     Peranan Matematika Terhadap Ilmu Pengetahuan Alam
          Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi. Tulisan itu pada hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
          Berhitung, pada awal mulanya berbentuk korespondensi persatuan dari onyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah bertambah karena beranak.
          Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika
Adapaun ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam Ilmu Pengetahuan Alam , antara lain :
1         Pythagoras mengadakan perhitungan terhadap benda-benda berbentuk segi banyak.
2         Apollonius mengadakan perhitungan pada benda-benda yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa dalam perhitungan jarak predaran yang berbentuk elips dari planet-planet.
3         Galileo (1642) berjasa dalam menetapkan hokum lintasan peluru , gerak dan percepatan.
4         Huygnes (1695) dapat memecahkan teka-teki adanya CINCIN SATURNUS , perhitungan tentang kecepatan cahaya , yaitu 600.000 kali kecepatan suara ( pada masa itu orang beranggapan bahwa cahaya tak membutuhkan waktu untuk memancar).
Ini semua adalah sekedar gambaran yang menunjukkan bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam selalu ditunjang atau secara mutlak membutuhkan tunjangan matematika.
D.    IPA Kualitatif dan Kuantitatif
          Telah kita ketahui bahwa penemuan-penemuan yang di dapat oleh Copernicus sampai Galileo pada awal abad ke-17 merupakan printis ilmu pengetahuan. Artinya bahwa penemuanpenemuan berdasarkan empiris dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosofik. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gununggunung, Yupiter mempunyai 4 buah bulan dan sebagainya. Penemuan-Penemuan semacam ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif.
           Ilmu Pengetahuan Alam yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau hubungan sebab akibat , Ilmu Pengetahuan Alam kualitatif itu hanya mampu menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya factual. Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya kausal , diperlukan perhitungan secara kuantitatif. Contoh : misalnya , seseorang memlihara itik dengan makanan tradisional biasa , itik bertelur 15 butir dalam sebulan. Kemudian orang itu menambahkan keong racun sebagai makanan tambahan bagi itiknya , ternyata bertelur lebih banyak , yaitu 20 butir sebulan.
          Dari kenyatan ini belum dapat ditarik kesimpulan adanya keong racun menambah telur itiknya , karena masih bersifat kasus , artinya menambah saja itu suatu kebetulan terjadi pada seekor itik ( kasusu ). Namun bila percobaan itu dilakukan terhadap 1.000 ekor iti dan 999 ekor itik berkelakuan seperti kasus tersebut di atas , maka kemungkinan besar bahwa memang benar itu berlaku umum sehingga dapat disimpulkan bahwa memang ada pengaruhnya penambahan makanan keong racun terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan induksi (eksperimentasi ) dan deduksi (perhitungan matematika atau statistik) : Jadi , Ilmu Pengetahuan Alam Kuantitatif adalah Ilmu Pengetahuan Alam yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif ini dapat disebut juga sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Modern.
Segala yang diketahui manusia itu adalah “ Pengetahuan “. Pengetahuan itu dapat digolongkan menjadi dua bagian , yaitu :
1         Pengetahuan Non-Ilmiah didapat antara lain dari prasangka coba-coba , intuisi , dan tidak sengaja.
2         Pengetahuan Ilmiah di dapat dari usaha yang dasar ( sengaja ) dengan syarat : objektif , metodik , sistematik , dan berlaku umum.
          Peranan matematika dalam IPA antara lain adalah sebagai factor penunjang untuk memahami alam semesta dan dapat menjelaskan sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh pengalaman empiric. Contohnya antara lain adalah menghitung besarnya bumi , jarak bumi mengelilingi matahari , dan sebagainya.
4.4          Hakikat IPA
A.    Pengertian IPA
          IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”
          Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
          Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.Dari dua pengertian tersebut dapat digabungkan yaitu IPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.( Soekarno, 1973;1).
          IPA adalah body knowledge. IPA adalah suatu cabang pengetahuan yang mengangkat fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum. IPA merupakan pengetahuan yang didapat dengan jalan study dan praktik. IPA juga dapat diartikan sebagai suatu cabang study yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis. (Subiyanto,1998:
2).Definisi lain tentang IPA yang lengkap diberikan oleh Collete (1994:30), science should be viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, asa way of investigating claims about phenomenon and as body of knowledge that has resulted from inquiry. (Ilmu Pengetahuan Alam harus dipandang secara berfikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inquiry )
          Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.
o    Hakikat IPA sebagai produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Produk IPA (konsep, prinsip,hokum dan teori) tidak diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasar-kan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan.
o    Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. yaitu dengan melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi,membandingkan, menyimpulkan,  merumuskan hipotesis,  melakukan eksperimen, menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Dalam pengajaran IPA, aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Ada tidaknya aspek proses ini sangat bergantung pada guru.
o    Hakikat sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap dapat diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar. Pertama, seperangkat sikap yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah; dan kedua, seperangkat sikap tertentu yang meru-pakan cara memandang dunia serta berguna bagi pengembangan karir di masayang akan datang (T. Sarkim, 1998:134).

B.    Fungsi Dan Manfaat IPA
Untuk mengenal apa IPA itu,  kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya. Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
*      Membangun pola berpikir
Dapat kita simak dari fakta sejarah, bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir manusia yang berkembang dari zaman ke zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga dapat membangun pola berpikir manusia dengan ciri-ciri khusus.
*      Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :
§   Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objekpenelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
§   Logis, artinya dapat diterima oleh akal.
§   Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.
§   Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu terjadi.
§   Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:
§   Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,
§   Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,
§   Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan pengukuran.
Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA dalam menjelaskan berbagai gejala alam ini, yaitu:
§  Untuk hal yang bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
§  Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.

Meramalkan
          Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang didasarkan atas adanya konsistensi atau keteraturan dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan untuk meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten.
Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia
          Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat mendirikan industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam.
Melestarikan berbagai gejala alam
          Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya sehingga IPA dalam hal ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora dan fauna.        
Sedangkan maanfaat IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara lain:
Ø  sikap ingin tahu (curiousity)
Ø  sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)
Ø  sikap kerja sama (cooperation)
Ø  sikap tidak putus asa ( perseverance)
Ø  sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)
Ø  sikap mawas diri (self critism)
Ø  sikap bertanggung jawab (responsibility)
Ø  sikap berpikir bebas (independence in thinking)
Ø  sikap kedisiplinan diri (self discipline)

3        Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam
«  Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1) Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
2) Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.
3) Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.
«  Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA
1) Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2) Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
3) Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong.
4) Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5) Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.
6) Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7) Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun dalam mengelurkan pendapatnya.
8) Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong mereka mencari tahu lebih banyak.
9) Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan.

C. Keterbatasan IPA
1)      IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik. Tentang hubungan IPA dengan adanya Tuhan ini ada suatu pernyataan yag menarik dari A.T. Bawden (1957) dalam bukunya Man’s Physical Universe, yang mngatakan :
“Otak kita mampu membuat kesimpulan tentang nilai-nilai, tentang adanya tuhan, tentang adanya kehidupan yangabadi dan sebagainya, namun IPA pada saat ini belummemiliki cara untuk menguji kebenarannya. Ini tidak berarti bahwa adanya masalh rahasia yang IPA tak berani menyentuhnya lalumembiarkannya seperti apa adanya,tetap tinggal diluar kawasan IPA untuk selamanya.ini sebenarnya berarti bahwa bayak kesimpulan penting dariumat manusia harus diterima atas dasar percaya sampai dinding tebal dari kebodohan dapat terkuakkan.”

2)      IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
3)      IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
*      Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.
*      Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia  yang utuh.
*      Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran  (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
           Matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi , MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya.
Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.


No comments:

Post a Comment