Ruang Lingkup IPA Alam Semesta
1.
Pengertian Alam Semesta
a.
Alam Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi. Namun para ahli
astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang
angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Alam semesta atau universum
dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan
energi yang ada didalamnya
Konsep
manusia mengenai apa yang dimaksud alam semesta telah berubah secara radikal
sepanjang zaman. Pada mulanya, mereka meletakkan Bumi sebagai pusat alam
semesta. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa Bumi hanyalah sebuah planet, dan
yakin bahwa mataharilah sebagai pusat. Kemudian mereka menyadari bahwa Matahari
hanyalah sebuah bintang biasa, yang merupakan anggota dari sebuah gugusan
bintang yang disebut galaksi dan meyakini bahwa galaksi inilah Alam Semesta.
Setelah itu, mereka menemukan lagi bahwa galaksi ini hanyalah satu dari sedemikian
banyak galaksi yang membentuk alam semesta. Kenyataan inilah yang kita yakini
saat ini.
2.
Teori Asal Mula Alam Semesta
a.
Teori Letusan Hebat
Berbagai
teori tentang jagad raya membentuk suatu bidang studi yang dikenal sebagai
kosmologi. Einstein adalah ahli kosmologi modern pertama. Tahun 1915 ia
menyempurnakan teori umumnya tentang relativitas, yang kemudian diterapkan pada
pendistribusian zat di luar angkasa. Pada tahun 1917 secara matematik
ditentukan bahwa tampaknya ada massa bahan yang hampir seragam yang
keseimbangannya tak tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan olek
atau kekuatan dorong kosmik lain yang tak dikenal.
Pada
tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia muncul dengan pemecahan soal itu secara
lain, yang mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan bahkan jagad raya
terus meluas dan seluruh partikel terbang saling menjauhi dengan kecepatan
tinggi. Karena kekuatan tarik gravitasi, perluasan itu terus melambat.
Sebelumnya, partikel-partikel itu telah bergerak keluar bahkan lebih cepat
lagi. Dalam model jagat raya ini dahulu perluasan mulai pada saat yang unik
yang disebut “letusan hebat”.
Teori
letusan hebat rupanya begitu berlawanan dengan pengetahuan astronomi zaman
sekarang, yang mula-mula sedikit menarik perhatian. Akhirnya sebanyak bintang
dalam galaksi Bimasakti bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan
berjalan dalam orbit sirkular mengelilingi wilayah pusatnya yang padat. Akan
tetapi, pada tahun 1929 Edwin Hubble, ketika itu ahli astronomi di
Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa berbagai galaksi yang telah
diamatinya sebenarnya menjauhi kita, dan menjauhi yang lain, dengan kecepatan
sampai beberapa ribu kilometer per-detik.
Rupanya
galaksi-galaksi ini, seperti halnya Bimasakti kita, menjaga keutuhan bentuk
internalnya selama waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara
sendiri-sendiri mengarungi angkasa raya, kira-kira sebagain unit atau partikel
yang bergerak mengarungi ruang angkasa. Teori Einstein dapat diterapkan pada
berbagai galaksi, sebagai ganti bintang-bintang.
b.
Teori Keadaan Tetap
Kalau
kita kembali ke tahun 1948, tidaklah ditemukan informasi yang cukup untuk
menguji teori letusan hebat itu. Ahli Astronomi Inggris Fred Hoyle dan beberapa
ahli astro-fisika Inggris mengajukan teori yang lain, teori keadaan tetap
yang menerangkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa –asas
kosmologi- tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang sempurna.
Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikian rupa sehingga menjadi “sempurna” atau
“lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan
tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat.
Dalam
teori kedua, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai
galaksi saling menjauh. Dalam teori keadaaan tetap, kita harus menerima bahwa
zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi,
sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh.
Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hydrogen, yaitu sumber
yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Penciptaan
zat berkesinambungan dari ruang angkasa yang tampaknya kosong itu diterima
secara skeptis oleh para ahli, sebab hal ini rupanya melanggar salah satu
hukum.
3. Anggota-anggota
system tata surya
1.
Matahari
Matahari
merupakan bola gas yang berpijar, matahari adalah bintang yang beraada pada
kelas spektrum G2. Matahari sangat panas sehingga berwujud gas. tekanan yang
dihasilkan luar biasa besar karena tempetaturnya yang sangat tinggi di abagian
intinya.Di inti matahari terjadi reaksi termonuklir. Matahari tersusun atas
inti, fotosfer, kromosfer adn korona.
2.
Planet
Ada
beberapa hal yang menjadi syarat bahwa benda langit merupakan sebuah planet
diantaranya :
a.
Orbit planet tersebut mengelilingi matahari.
b.
Memiliki massa yang cukup atau lebih besar dari 10 20 kg agar dapat
menghasilkan gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c.
Orbitnya tidak memotong orbit planet lain.Planet – planet tersebut adalah
Merkurius,Venus,Bumi,Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
3.
Satelit
Hampir
semua planet di tata srya memiliki sitem sekunder, disebut satelit. satelit
bumi adalah bulan. Hampir semua satelit alami yang paling besar terletask di
orbit sinkron, dengan satu sisinya secara tetap menghadap planet induknya.
4.
Asteroid
Penemuan
asteroid sudah ada sejak tahun 1801, yaitu oleh Piazzi seorang astronom Italia.
Asteroid temuannya dinamai Ceres. Ceres rianugerahi sebagai asteroid terbesar
di taat surya dengan diameter sekitar 900 km. populasi asteroid adalah di
daerah antara orbit planet Mars dan Jupiter, dikenal sebagai Main Belt atau
Sabuk Utama. Selain Ceres adapila asteroid lain yang menempati orbit yang
berbeda, yaitu Trojan dan asteroid AAA (Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
5.
Komet
Komet
adalah sekumpulan partikel-partikel padat, berevolusi terhaadp matahari dengan
eksentrisitas yang sangat besar. Komet berarti si rambut panjang. Orbit komet
membentuk sudut terhadap ekliptika. Jadi periode komet sangat besar, jarang
terlihat.
Komet
Halley muncul setiap 75 tahun sekali. selang waktu kemunculan komet menunjukan
revolusi komet itu sewaktu bergerak mendekati matahari. Ketika komet mendekati
matahari materialnya menjadi sanagat panas dan menguap, dan membentuk awan gas
yang bercampur dengan debu di sekitar inti padatnya.
Tekanan
radiasi matahari mendorong kometpertikel-partikel komet dan membentuk ekor.
Kepala komet berdiameter sekitar 20.000 km, dan panjang ekornya sampai jutaan
km. Pada saat komet mencapai perihelion , maka terbentuklah ekor komat yang
paling maximum. Seluruh massa komet diperkirakan mencapai sepersejuta dari
massa bumi. keberadaan komet ini seperti sepele tapi komet memang benar-benar
ada.komet Lulin, si komet hijau nan cantik akan mendekati Bumi
6.
Meteor
Cahaya
uap yang dihasilkan seperti bintang bergerak cepat melintasi langit dikenal
sebagai bintang jatuh, adalah fenomena hadirnya meteor.
jumlah
meteor yang bertabrakan dengan bumi selama 24 lam diperkirakan mencapai 200
juta meteor. Meteor itu dinamakan meteorit. Meteorid diabedakan dalam 2 tipe,
tipe pertama yaitu meteorid yang mengelilingi matahari seperti planet orbitnya
memiliki eksentrisitas yang kecil serta hampir sebidang dengan bidang utama
planet.
Tipe
lainnya yaaitu komet yang memiliki eksentrisitas yang besar. mendekati bumi
dari segala arah seakan ingin membombardir bumi dengan sudut kecil terhadap
bidang orbit bumi. Meteor ini sering menumbuk bumi secara berkelompok disebut
dengan Shower.
7.
Materi Antar Planet
Medium
antar planet terdiri dari debu dan gas. debu antar planet merupakan distribusi
yang jarang dari mikrometeorit yang mengitari atata surya. Namun terdapat pula
distribuso gas disekitar sistem tata surya.
Fakta
adanya gas antar planet datang dari penyelidikan luar angkasa dengan peralatan
canggihnya mencatat gerakan atom dan partikel yang bergerak dengan cepat. Gas
antar planet terdiri dari ion dan elektron yang dipancarkan matahari ke luar
angkasa. Liran ini dikenal dengan sebutan angin solar.
4.
Lapisan-Lapisan Planet Bumi dan Fungsinya
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur,
lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.
Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal
bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
2.
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan
batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama
logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 –
5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti
dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair
yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 oC.
1.
Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer
berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau
lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk
kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas
dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit
bumi.
2.
Astenosfer (lapisan selubung atau mant/e) Astenosfer, yaitu lapisan yang
terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material
cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 0C, merupakan campuran dari
berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.
3.
Barisfer (lapisan inti bumi atau core)
Barisfer,
yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini
dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a.
Inti luar (Outer core)
Inti
luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200
km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas
berpijar bersuhu sekitar 3.900 0C.
b.
Inti dalam (Inner core)
Inti
dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500
km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni
sekitar 4.8000C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar
10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari
bagian-bagian bumi lainnya.
Lapisan
atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah. Tanah, yang
terdiri atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat
organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba. Tanah mendukung
kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung
maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling
dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair
relatif kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal
dan keras pula.
5.
Teori Tentang terjadinya Planet Bumi
Bumi
adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,
bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini
tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
Setelah
memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory
Big bang
Teori
ini adalah yang paling terkenal. Berdasarkan Theory Big Bang, proses
terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang
dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang
disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
2) Teori
Kabut Kant-Laplace
Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran
yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian
menjadi planet-planet dalam tata surya.
3) Teori
Planetesimal
Teori
ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
4) Teori
Pasang Surut Gas
Teori
ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa
dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas
ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu
berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan
relatif lebih cepat.
5) Teori
Bintang Kembar
Menurut
teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang
meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak
meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
1 comment :
semoga bermamfaat yah. . . .
Post a Comment