Flaming Arrow Glitter Purple Winnie The Pooh Glitter

Monday 3 November 2014

ILMU BUDAYA DASAR Pertentangan-pertentangan social



KATA PENGANTAR

              Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun yang menjadi judul makalah adalah “pertentangan-pertentangan(konflik) sosial” dalam makalah ini membahas tentang pengertian pertentangan (konflik) social, bentuk-bentuk, faktor-faktor, sumber,jenis serta dampak pertentangan sosial.”.
             Tujuan saya  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing sayaDra Fien Pongpalilu SE., M.Pd dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
                  Dalam  makalah ini saya juga menyadari masih banyak kekurangan yang  menyebabkan makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini dengan hati yang terbuka saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Ilmu Sosial Dasar.












                                                                              Maros , 25 desember 2013
                                                                              Hasmirah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                           i
DAFTAR ISI                                                                                                                          ii
BAB     I    PENDAHULUAN                                                                                              1
1.1             Latar Belakang                                                                                             1
1.2             Rumusan Masalah                                                                                        1
1.3             Tujuan                                                                                                            1
BAB     II    PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL                             2
A.    Pengertian                                                                                                          2
B.     Factor-Factor pertentangan sosial                                                                 2
C.     Sumber pertentangan sosial                                                                            4
D.    Jenis-jenis pertentangan sosial                                                                      5
E.     Bentuk-bentuk pertentangan sosial                                                               6
F.      Dampak  pertentangan sosial                                                                          8
G.    Proses terjadinya pertentangan sosial                                                                       8
H.    Cara dan pola menyelesaikan pertentangan sosial                                     9
I.        Pengertian dan factor penyebab Integrasi sosisal                                       13
  BAB III PENUTUP                                                                                                 15
A.    Kesimpulan                                                                                                              15
B.     Saran                                                                                                                         15
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            16







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1            Latar belakang masalah
            Manusia merupakan mahluk social yang tak bisa lari dari kenyataan hidup individu dan kelompok, sebagai salah satu penyusun terciptanya sebuah masyarakat atau Negara, maka sebagai mahluk social individu atau sosial kelompok memiliki peran dan kepentingan tersendiri baik untuk pribadinya maupun untuk kelompoknya. Tidak wajar jika dalam kehidupan tidak ada yang namanya konflik atau pertentangan social, karna pertentangan dan konflik memeliki manfaat dan kerugian tersendiri, meskipun konflik menimbulkan perpecahan, tapi konflik juga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sesame kelompoknya atau pada   satu      negaranya.
            Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku budaya dan bahasa yang salah satunya akibat dari perbedaan suku dan budaya tresebut bisa saja menimbulkan konflik atau pertentangan social, entah itu konflik yang berbau sara atau yang lainya. Maka dari sini lah, penyusun mencoba mengungkapkan permasalahan - permasalahan yang menyebabkan pertentangan social, baik diantaranya kelas social, konflik maupun        pelapisan      social.
1.2         Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari pertentangan(konflik) social?
B.  Apa saja factor–factor penyebab terjadinya konflik social ?
C.  Apa sajakah yang menjadi sumber pertentangan(konflik) sosial?
D. Apa saja jenis-jenis dari pertentangan(konflik) sosial?
E.  Apa saja bentuk - bentuk dari konflik sosial ?
F.   Apa saja dampak dari adanya konflik sosial ?
G. Bagaimana proses terjadinya konflik sosisal ?
H. Bagaiamana cara dan pola menyelesaikan konflik sosial ?
I.    Apa pengertian dan penyebab integrasi social ?
1.3.   Tujuan
A. Mengetahui pengertian dari konflik social?
B.  Mengetahui factor–factor penyebab terjadinya konflik social ?
C.  Mengetahui sumber pertentangan(konflik) sosial?
D. Mengetahui jenis-jenis dari pertentangan(konflik) sosial?
E.  Mengetahui bentuk-bentuk dari konflik sosial ?
F.   Mengetahui dampak dari adanya konflik sosial ?
G. Mengetahui proses terjadinya konflik sosisal ?
H. Mengetahui cara dan polamenyelesaikan konflik sosial ?
I.    Mengetahui pengertian dan penyebab integrasi social ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian
Konflik (pertentangan) Diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
            Pertentangan Sosial adalah suatu kegiatan  yang menentang ilmu–ilmu sosial yang biasanya terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran, kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. contoh yang paling sering kita lihat adalah tauran, tauran yang sering terjadi biasanya di dasari oleh keinginan berkuasa atas suatu tempat atau suatu barang bahkan orang.
B. Faktor-Faktor Penyebab Pertentangan Sosial
1)   Adanya perbedaan antar kelompok sosial, baik secara fisik maupun mental, atau perbedaan kemampuan, pendirian, dan perasaan sehingga menimbulkan pertikaian atau bentrokan di antara mereka.Perbedaan pola kebudayaan seperti prbedaan adat istiadat, suku bangsa, agama, paham politik, pandangan hidup, dan budaya darah sehingga mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan, bahkan bentrokan di antara anggota kelompok sosial tersebut.
2)   Perbedaan mayoritas dan minoritas yang dapat menimbulkan kesenjangan sosian di antara kelompok sosial tersebut. Misalnya antara etnis Cina (minoritas) dan etnis pribumi (mayoritas).
3)   Perbedaan kepentingan antar kelompok sosial, seperti perbedaan kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, dan sejenisnya merupakan faktor penyebab timbulnya konflik.
4)   Perbedaan individu
Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
5)   Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat menghasilkan konflik.
6)   Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan.
7)   Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Faktor–faktor lain penyebab terjadinya konflik antar kelompok sosial antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Konflik antar kelompok sosial
Dalam masyarakat Indonesia, ada beberapa kelompok yang menganut agama yang berbeda–beda.Ada yang memeluk agama islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Adanya perbedaan agama ini akan membawa perbedaan dalam kehidupan sehari– hari.Misalnya, cara peribadatan, acara perkawinan, dan penerapan hukum warisan.
b.      Konflik antar kelompok suku bangsa
Dalam kehidupan masyrakat multikultural seperti indonesia, antara kelompok suku bangsa yang satu dan suku bangsa yang lain terdapat perbedaan- perbedaan yang khas. Perbedaan – perbedaan tersebut mencakup  hal – hal sebagai berikut :
1.   Perbedaan tata susuanan dan kekerabatan, misalnya patrilineal, matrilineal, dan parental.
2.   Perbedaan seni bangunan rumah, peralatan kerja, dan pakaian-pakaian adat.
3.   Perbedaan kesenian daerah, misalnya tarian, musik, seni lukis, dan seni pahat.
4.   Perbedaan adat istiadat dalam perkawinan, upacara ritual, dan hukum adat.
5.   Perbedaan bahasa daerah, misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali, Batak, Papua, Makassar, dan Minangkabau.
Perbedaan tersebut di atas, sering kali dapat menjadi pemicu timbulnya konflik antar kelompok suku bangsa.
B.   Sumber Konflik Sosial
Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan,        dan      perasaan          sensitif.
1. Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
2. Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
3. Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.
4. Perasaan sensitive
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain.Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
             Pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut:
1.    Perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan.
2.    Langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi, dan
3.    Persaingan.
D. Jenis - jenis Konflik      Sosial
Menurut jenisnya, konflik social dapat dibedakan menjadi      :
1. Konflik dekstruktif, yaitu konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang atau dendam terhadap pihak lain. Biasanya mengarah pada proses penghancuran.
2. Konflik Konstruktif, merupakan konflik fungsional karena adanya perbedaan pendapat dari masing–masing kelompok hingga akhirnya menghasilkan sosuli masalah.
3. Konflik Vertikal, terjadi antara komponen masyarakat dalam suatu struktur social          yang    bersifat      hierarkis.
4. Konflik horizontal, terjadi antara individu atau kelompok yang sederajat.
5.   Konflik   terbuka, artinya konflik         yang    diketahui     semua    pihak.
6. Konflik tertutup,artinya konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang bertikai.
7. Konflik Interindividu, artinya konflik yang terjadi akibat peran ganda yang dijalankan oleh     seseorang.
8. Konflik antarindividu, konflik yang terjadi akibat perbedaan gagasan dan kepentingan.
9. Konflik antarkelompok, pertentangan antar kelompok
D. Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Pada umumnya terdapat 6 bentuk konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yaitu:
1.   Konflik   pribadi
 Konflik pribadi, merupakan pertentangan yang terjadi secara individual  dan  melibatkan dua orang         yang   bertikai.
2.   Konflik   kelompok
Terjadi karena adanya pertentangan antara  dua kelompok dalam masyarakat. Seperti perselisihan             antar   partai, dan lain-lain.
Konflik       antarkelas    sosial
Terjadi pada status sosial yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau perbedaan      pandangan.
4. Konflik   rassial
 Rassial adalah pertikaian yang terjadi karena didasaran perbedaan pandangan terhadap adanya perbedaan ciri-ciri   jasmaniah.
5. Konflik   politik
 Merupakan salah satu aspek dalam sistem sosial yang menyangkut masalah kekuasaan, wewenang dan pemerintahan.Konflik politik itu sendiri adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena perbedaan pendapat atau ideology yang dianut oleh masing-masing kelompok.
6. Konflik   budaya
Yaitu pertentangan yang biasanya       terjadi karena   adanya    perbedaan     budaya.
7. Konflik   Agama
Yaitu pertentangan yang terjadi disebabkan oleh suatu keyakinan, keperc      ayaan, dan ajaran agama.Konflik agama bisa terjadi dalam satu agama yang menganut keyakinan tertentu.Secara teoritis konflik dapat dibedakan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatannya:
o    Konflik tingkat tendah, merupakan konflik yang bertujuan untuk membinasahkan lawan secara langsung dengan menggunakan kekerasan.
o    Konflik tingkat menengah,    merupakan pertentangan yang     menggunakan strategi    untuk mengalahkan lawan,baik cara kekerasan yang menggunakan pihak lain atau memaksakan kehendak dengan memberikan pengaruh.
o    Konflik tingkat tinggi, yaitu konflik yang bersifat positif karena pertentangan yang terjadi berlangsung secara rasional berdasarkan pandangan yang berbeda tetapi memiliki dasar pemikiran yang     nyata.
Menurut Dahrendorf konflik     dibedakan menjadi      4   macam:
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam    keluarga atau profesi   (konflik    peran   (role);
2. Konflik antara kelompok-kelompok     sosial (antar keluarga, antar   gank);
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa)
4. Konflik   antar satuan   nasional (perang    saudara)
Soetopo (1999), Dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:
1.      Konflik tujuan
Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2.      Konflik peranan
Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.
3.      Konflik nilai
Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4.      Konflik kebijakan
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya.
E. Dampak Konflik Sosial
Konflik Sosial memiliki dampak positif dan negative, yaitu :
1. Dampak     Positif
a. Meningkatkan solidaritas kelompok.
b. Mendorong kekuatan pribadi untuk menyelesaikan berbagai macam konflik.
c. Munculnya norma baru.
d. Mendorong kesadaran kelompok untuk berkompromi.
2. Dampak Negatif
a. Menimbulkan perpecahan.
b. Rusaknya sarana dan prasarana.
c. Meningkatnya keresahan masyarakat.
d. Lumpuhnya roda perekonomian.
e. Hancurnya harta benda bahkan korban jiwa.
F. Proses Terjadinya Konflik Sosial
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
(1) oposisi atau ketidakcocokan potensial;       
(2) kognisi dan personalisasi;                                             
(3) maksud;
(4) perilaku; dan 
(5) hasil.                                                       
Oposisi atau ketidakcocokan potensial adalah adanya kondisi yang mencipta-kan
kesempatan untuk munculnya koinflik.Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah
ke konflik,tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul.Kondisi tersebut dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman.
           Struktur juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok.
H. Cara  dan Pola Menyelesaikan Konflik Sosial
Caranya adalah sbb:
1.   Konsiliasi
Konsiliasi berasal dari kata consolation yang memiliki arti perdamaian.Cara ini digunakan dalam menyelesaikan suatu konflik melalui upaya mempertemukan dua pihak atau yang berselisih guna tercapainya kesepakatan untuk mengadakan damai diantara keduanya.
2.   Mediasi
Berasal dari kata mediation yang berarti perantara atau media. Mediasi dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan suatu konflik dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai perantara yang menjadi penghubung diantara kedua belah pihak yang berselisih. 
3.   Arbitrase
Arbitrase berasal dari kata arbitration dan yang menentukan keputusan arbitrer. Penyelesaian konflik dengan cara arbitrse yaitu melalui pengadialan yang dipimpin oleh seseorang yang berperan untuk         memutuskan.
4.   Paksaan
Paksaan atau coercion dijadika sebagai alternative dalam menyelesaikan konflik apabila terjadi ketidak seimbangan diantara kedua belah pihak yang bertikai sehingga pihak yang lemah tidak dapat mengambil keputusan untuk menyelesaika pertikaianya karena pihak lawan lebih kuat.  
5.   Detente
Detente memiliki arti mengendurkan atau mengurangi ketegangan.Dalam menyelesaikan suatu konflik detente lebih bersifat persuasif terhadap dua belah pihak yang berselisih.                           
Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan dalam organisasi maupun perusahaan adalah sbb:
1. Integrating (menyatukan, menggabungkan)
Individu yang memilih gaya ini melakukan tukar-menukar informasi. Disini ada keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok.Cara ini mendorong berpikir kreatif serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.   
2. Obliging (saling membantu)   
Disebut juga dengan kerelaan membantu. Cara ini menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang mengorbankan sesuatu yang penting untuk dirinya sendiri.
3. Dominating (menguasai)    
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepentingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan dan     penyelesaiannya                cenderung ddenganmenggunakan kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)     
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkat sedang
Pola Penyelesaian Konflik
Konflik yang berkepanjangan selalu menyisakan ironi dan tragedi. Kekerasan yang terjadi dalam rentang waktu lama menjadikannya sebagai perilaku yang seolah wajar dan bahkan terinstitusionalisasi. Belum lagi kerusakan dan kerugian materiil yang harus di tanggung, sungguh tak terperikan lagi.  Pada masyarakat multikultular, suatu konflik bisa diatasi dengan cara – cara seperti berikut :
1.      Sikap tidak diskriminatif
Diskrimatif adalah perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara. Berdasarkan pengertian tersebut, maka diskriminatif adalah yaitu sikap tidak membedakan perlakuan terhadap semua warga negara, seperti tidak memandang warga negara asli atau bukan asli, pribumi atau nonpribumi. Dengan tidak membedakan antara kelompok sosial tersebut, maka negara harus memberikan ruang gerak yang sama untuk kelangsungan hidup kelompok – kelompok tersebut. Masing – masinf kelompok sosial mendapat jaminan hukum yang pasti.
2.      Rasional
Rasional berarti pikiran sehat, cocok dengan akal, patut, dan layak. Utnuk menghindari konflik, antara kelompok sosial yang beraneka ragam, perlu dikembangkan sikap yang masuk akal. Jangan menggunakan emosi atau perasaan semata. Perbuatan yang tidak menggunakan akal yang jernih dan sehat serta pemikiran yang tidak matang akan mengakibatkan kerugian yang luar biasa
3.      Persaingan yang sehat
Dalam masyarakat multikultural, adanya keanekaragaman kelompok sosial pasti selalu muncul persaingan, baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Untuk itu, perlu diciptakan kondisi persaingan yang positif dan sehat. Dengan adanya persaingan positif tersebut, kelompok yang satu akan belajar dari kelompok yang lain dan akan timbul sikap saling menghormati antar kelompok.
4.      Dialogis
Untuk mengatasi konflik antar kelompok soial di dalam masyarakat multikultural, diperlukan pendekatan antara kelompok yang satu dan kelompok yang lain dengan cara dialog, sehingga perbedaan yang ada bisa saling dimengerti  dan dihormati. Ada juga beberapa cara untuk memecahkan konflik yang terjadi, yaitu :
1.     Pemecahan masalah dengan cara pertemuan tatap muka dari pihak–pihak yang berkonflik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya dengan cara terbuka.
2.      Menciptakan suatu  tujuan bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dari masing – masing pihak yang berkonflik.
3.      Dengan cara penghindaran atau berusaha untuk menarik diri konflik misalnyan mengurangi kesempatan untuk bertemu.
4.      Berusaha untuk mengecilkan arti perbedaan sementara menekankan kepentingan bersama antara pihak – pihak yang berkonflik.
5.      Melakukan tindakan kompromi dengan cara tiap pihak yang berkonflik melepaskan atau mengorbankan sesuatu yang berharga.
6.      Mengubah variabel atau menggunakan teknik pengubahan perilaku manusia misalnya pelatihan hubungan manusia untuk mengubah sikap dan perilaku yang menyebabkan konflik.Pola penyelesaian konflik bila dipandang dari sudut menang-kalah pada masing-masing pihak, maka ada empat bentuk pengelolaan konflik, yaitu :
1.      Bentuk kalah-kalah (menghindari konflik)
Bentuk pertama ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut.
2.      Bentuk menang-kalah (persaingan)
Bentuk ini memastikan bahwa satu pihak memenangkan konflik dari pihak lain. Biasanya kekuasaan atau pengaruh digunakan untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut individu tersebut yang keluar sebagai pemenangnya. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah.
3.      Bentuk kalah-menang (mengakomodasi)
individu yang kalah dan pihak lain menang ini berarti individu berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini digunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang diinginkan.
4.      Bentuk menang-menang (kolaborasi)
Bentuk seperti ini disebut dengan gaya pengelolaan konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuannya adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Dengan adanya sebuah konflik juga bisa menghasilkan suatu perubahan pada masyarakat yang terkadang juga membawa dampak positif namun juga banyak yang menghasilkan sesuatu yang bersifat negatif. Antara lain hasil yang didapatkan dari aanya suatu konflik adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group) yang mengalami  konflik dengan kelompok lain.
2.      Keretakan hubungan antar kelompokyang bertikai.
3.      Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dan lain-lain.
4.      Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
5.      Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Pengelolaan konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam mengontrol, mengarahkan, dan menyelesaikan konflik, dalam hal ini adalah konflik interpersonal.
Ada juga strategi yang dipandang lebih efektif dalam pengelolaan konflik yaitu:
o    Koesistensi damai, yaitu mengendalikan konflik dengan cara tidak saling mengganggu dan saling merugikan, dengan menetapkan peraturan yang mengacu pada perdamaian serta diterapkan secara ketat dan konsekuen.
o    Dengan mediasi (perantaraan). Jika penyelesaian konflik menemui jalan buntu, masing-masing pihak bisa menunjuk pihak ketiga untuk menjadi perantara yang berperan secara jujur dan adil serta tidak memihak.
I.  Pengertian Integrasi Sosial
Proses menyatunya berbagai unsur dalam masyarakat.Yang dimaksud dengan unsur adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti suku bangsa, umat beragama, dan lain-lain. Secara arti kata Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dalam hal ini integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan ma
Sehingga integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :
·         Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
·         Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Faktor Penyebab Integrasi Sosial
1.Faktor internal :    
- Kesadaran diri sebagai makhluk social     
- Tuntutan kebutuhan          
- jiwa dan semangat gotong royong
2.Faktor eksternal :  
- Tuntutan perkembangan zaman    
- Persamaan kebudayaan     
- Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama           
- Persaman visi, misi, dan tujuan     
- Sikap toleransi      
- Adanya kosensus nilai      
- Adanya tantangan dari luar
Ada beberapa kekuatan yang relevan dan fungsional dalam proses integrasi sosial, yaitu :
1.      Homogenitas Kelompok;  semakin kecil tingkat kemajemukan semakin mudah tercapai integrasi social.
2.      Besar kecilnya kelompok; semakin kecil kelompok dapat berarti semakin kecil pula tingkat kemajemukannya, disamping itu kelompok kecil akan diwarnai relasi-relasi primer sehingga dicapai komunikasi yang sangat efektif.
3.      Perpindahan fisik, baik datang ke atau keluar dari suatu kelompok akan mempengaruhi tingkat kemajemukan masyarakat atau kelompok.
4.      Efektivitas dan efesien komunikasi; pengertian bersama yang merupakan dasar terbentuknya integrasi masyarakat hanya akan dapat tercapai kalau komunikasi dalam masyarakat berlangsung secara efektif.










BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
                 Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik sosial merupakan suatu pertentangan antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, individu dan kelompok dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik sosial juga merupakan  gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan, atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan – perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat.
                 Bentuk konflik sosial yaitu konflik pribadi, konflik kelompok, konflik antar kelas sosial, konflik rassial, konflik budaya, dan konflik politik.Adapun sumber terjadinya konflik sosial yaitu faktor perbedaan individu dalam masyarakat, Perbedaan pola kebudayaan, Perbedaan status sosial, Perbedaan kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dan cara menyelesaikan konflik sosial yaitu dengan cara konsiliasi, mediasi, arbitrase, paksaan dan         détente.
B.SARAN
                 Penulis berharap pembahasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konflik sosial, serta dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pembahsan ini. Tersusunnya makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis akan berusaha untuk memperbaikinya dalam pembuatan makalah yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi kepada penulis khususnya, dan kepada para      pembaca lainnya.






DAFTAR PUSTAKA

Winataputera, S.Udin, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka,      2010,http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta. html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
Winataputera, S.Udin, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka, 2010, http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial serta.html#ixzz29LM46oW9
http://texbuk.blogspot.com/2012/02/macam-macam-konflik-sosial-serta.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

http://maaaaaateriii.blogspot.com/

No comments :

BLOG HASMIRAH