BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbicara
tentang hewan tidak akan lepas dari struktur yang menjadi dasar kita untuk
mempelajari makhluk ini. Perlu kita pahami, jika berbicara tentang struktur
hewan kita akan berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyusun dari hewan tersebut sehingga membentuk struktur yang
fungsional, yaitu jaringan. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini kelompok kami
akan membahas tentang struktur hewan.
Hewan
bertulang belakang(vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks.
Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu
sel, jaringan, organ, dan system organ. Dengan ini diharapkan kita dapat
memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel, jaringan, organ,
system organ sampai organisme.
Sel
hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol. Adanya organel
tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan hewan. sel-sel hewan memiliki
struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan. Berikut ini akan
diuraikan jaringan pada hewan secara lebih terperinci.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas,dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
v Bagaimana struktur tubuh hewan ?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
v Untuk mengetahui struktur tubuh hewan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Berbicara
tentang struktur hewan kita akan berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyusun dari hewan tersebut sehingga membentuk struktur
yang fungsional, yaitu jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi sama.
2.1.
Jaringan pada Hewan
Jaringan pada hewan tersusun atas
sel-sel. Sel-sel tersebut memiliki fungsi dan bentuk yang sama sehingga jaringan
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Misalnya, jaringan otot yang tersusun
atas sel-sel otot.
Jaringan
dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut:
1.
Jaringan epitel
Adalah jaringan yang melapisi atau
menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga tubuh atau permukaan saluran tubuh
hewan.
Fungsi
dari jaringan epitel antara lain:
1)
Pelindung atau proteksi, missal epitel
pada kulit dan rongga mulut
2)
Sebagai kelenjar atau menghasilkan
getah.
3)
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah saluran,
contoh kelenjar keringat dan kelenjar air liur) dan endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung melalui saluran
darah, contoh kelenjar tiroid , kelenjar hipofisis dll).
4)
Sebagai penerima rangsang (reseptor),
disebut epitel sensori (neuroepitelium)
contoh yang terletak disekitar alat indra.
5)
Sebagi jalur lalu lintas transportasi
zat. Artinya epitel dapat berfungsi sebagai penyerapan zat ke dalam tubuh,
contoh epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk mengeluarkan
zat dari dalam tubuh, contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya urine.
6)
Berdasarkan bentuk dan susunannya
jaringan
epitel dibedakan menjadi :
a.
Epitel pipih
berlapis tungga l, antara lain terdapat pada pembuluh
darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada
ginjal. Fungsinya terkait dengan proses difusi dan filtrasi atau penyaringan.
b.
Epitel pipih
berlapis banyak, Misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut,
epidermis, esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan proteksi
atau perlindungan.
c.
Epitel kubus
berlapis tunggal, Misalnya sel epitel yang melapisi
permukaan dalam lensa mata, permukaan ovary atau indung telur, saluran nefron
ginjal.
d.
Epite l Kubus
Berlapis banyak Misalnya, epitel yang membentuk saluran
kelenjar minyak dan kelenjar keringat
pada kulit.
e.
Epitel
Silindris Berlapis Tungga l Misalnya,
jaringan yang melapisi permukaan dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran
pernapasan bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi dan
proteksi
f.
Epitel
Silindris Berlapis Banyak Terdapat pada saluran ekskresi
kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g.
Epitel
Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia) Terdapat
pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi
berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h.
Epitel
Transisiona l Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak
dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya
berubah. Biasanya membrane dasarnya tidak jelas.
Epitel silindris
selapis Epitel transisional Epitel
kubus selapis
Epitel pipih
selapis Epitel silindris selapis Epitel silindris berlapis
2.
Jaringan ikat
berfungsi
sebagai pengikat, penyokong, dan pemberi bentuk pada tubuh. Jaringan penguat
sering disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang. Yang termasuk jaringan
penguat yaitu;
2.1. Jaringan Pengikat
Berbeda dengan jaringan epitel,
jaringan pengikat terdiri atas serabut sebagai substansi dasar, sel-sel dan
beberapa cairan ekstraselular (disebut matriks).
Fungsi
jaringan pengikat antara lain;
1. mengikat
atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organdan berbagai organ menjadi
system organ,
2. menjadi
selubung atau melindungi jaringan atau organ tubuh Berdasarkan struktur dan
fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi :
a).
Jaringan ikat longgar
memiliki cirri sel-selnya jarang dan
sebagian tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen elastic.
Terdapat di sebagian besar tubuh terutama sekitar organ, pembungkus pembuluh
darah dan saraf. Termasuk jaringan ini adalah, fibroblast, sel plasma, makrofag
dan berbagai sel darah putih.
b).
Jaringan ikat padat
Sering disebut jaringan pengikat
serabut putih karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan
ini bersifat fleksibel tetapi tidak elastic. Fungsi jaringan ini adalah
menghbungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang dan tulang dengan
tulang. Terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot atau fasia, ligament
dan tendon. Fasia adalah jaringan pengikat berbentuk lembaran yang menyelimuti
otot.
Ligamen
adalah jaringan pengikat berbentuk seperti tali yang berperan sebagai
penghubung antar tulang.
2.2. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Kartilago terdiri atas sel-sel
tulang rawan yang terlindung oleh fibrosa tipis dan tersimpan pada satu rongga
dalam matrriks. Matriksnya banyak dengan komponen utama zat kondrin. Jaringan tulang rawan merupakan jaringan yang
bersifat fleksibel. Fungsinya untuk menyokong rangka pada embrio dan
bagianbagian dari rangka hewan atau orang dewasa.
Macam
jaringan tulang rawan :
·
Jaringan kartilago hyaline, dengan
matriks yang tampak jernih, transparan atau bening dan mengkilap
·
Jaringan kartilago fibrosa, matriks
berwarna gelap dan keruh, mempunyai serabut kolagen yang tersusun sejajar.
·
Jaringan kartilago elastin, matriksnya
berwarna keruh kekuningan dan banyak mengandung serabut kolagen
2.3. Jaringan Tulang
Terdiri atas sel-sel tulang atau
osteon yang tersimpan dalam matriks. Matriksnya tersusun atas zat perekat
kolagen dan endapan garam mineral terutama garam dapur atau kalsium. Makin
bertambah usia hewan atau manusia kadar zat perekat kolagen makin rendah
sedangkan kadar zat kapurnya meningkat sehingga tulang semakin keras dan kuat.
Proses ini disebut kalsifikasi atau
pengapuran.
2.4.
Jaringan Darah
Jaringan
darah mempunyai sifat dan cirri fisik yang berbeda dengan jaringan lainnya.
Jaringan ini berupa cairan dengan komponen utama :
a.
Sel-sel darah atau bagian padat dari
darah. Terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih
(leukosit).
b.
Keeping-keping darah atau trombosit
c.
Cairan darah atau plasma darah yang
memiliki komponen utama air.
Perhatikan
beberapa gambar jaringan darah berikut ini!
Limfosit Monosit
Neutrofil
2.5. Jaringan Limfa atau getah bening
Adalah bagian darah yang keluar dari
pembuluh darah. Komponen utamanya adalah air, yang di dalamnya terlarut
glukosa, lemak dan garam. Komponen selulernya berupa limfosit dan granulosit. Fungsi
jaringan ini adalah untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam
mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke system pembuluh darah.
3.
Jaringan otot
Tersusun atas sel-sel otot yang
tugasnya menggerakan berbagai bagian tubuh.
Dibedakan
menjadi tiga ;
a. Otot lurik (otot rangka)
Merupakan otot yang menempel pada
rangka. Oleh karena itu, sering disebut juga otot rangka. Miofibril yang
tersusun sejajar dengan serabut otot membentuk daerah-daerah terang dan gelap
sehingga tampak seperti berlurik-lurik. Otot lurik mempunyai banyak inti sel
Otot lurik bekerja di bawah kesadaran.
b.
Otot polos
Bentuk selnya menyerupai gelendong.
Setiap sel memiliki satu inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot
polos tidak bekerja di bawah kesadaran. Otot polos terdapat di organ organ yang bekerja tanpa sadar (involuntary),
seperti lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan.
c.
Otot
jantung
Kerjanya
tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot polos. Struktur
otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk rantai dan
bercabang dengan satu atau dua inti sel. Otot jantung hanya terdapat di
jantung, tidak terdapat di organ lain
Untuk mengetahui
perbedaan antar ketiga jaringan otot tersebut, cermati table berikut!
NO
|
Pembeda
|
Otot
Polos
|
Otot
Lurik
|
Otot
Jantung
|
1
|
Inti sel
|
Satu inti di tengah
|
Banyak inti di
tepi
|
Satu inti
|
2
|
Sifat kerja
|
Tidak menurut kehendak
|
Menurut kehendak
|
Tidak menurut
kehendak
|
3
|
Reaksi
terhadap
rangsang
|
Lambat
|
Cepat
|
Lambat
|
4
|
Letak
|
Dinding
saluran tubuh, pembuluh darah, usus
|
Pada rangka
|
Pada dinding
jantung
|
Agar
lebih mengenal struktur otot , perhatikan gambar berikut!
Otot Lurik
Otot Polos Otot Jantung
4. Jaringan saraf
berfungsi
menanggapi rangsang dan meneruskan impuls dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Jaringan syaraf
tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Sel saraf terdiri atas badan sel yang
memiliki banyak cabang.cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang
satu dengan sel saraf yang lainnya sehingga terbentuk jaringan syaraf.
Ada
tiga macam sel syaraf :
§ Sel
syaraf motorik
§ Sel
syaraf sensorik
§ Sel
syaraf penghubung
Jaringan syaraf terdapat di otak,
sumsum tulang belakang dan di urat syaraf. Sel syaraf mempunyai kemampuan
iritabilitas (kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan)
dan konduktivitas (kemampuan jaringan saraf membawa impuls-impuls saraf atau
pesan).
Untuk mengenal struktur sel syaraf, coba
perhatikan gambar berikut!
Gambar;
struktur sel syaraf (Neuron)
Dendrit membawa rangsang menuju
badan sel, sedangkan akson membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron
lain atau otot. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung
mielin. Selubung tersebut adalah perluasan membran sel yang mengiringi
akson. Di bagian tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali.
Bagian selubung mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier.
Nodus ini sangat berperan untuk
penguatan dan percepatan pengiriman impuls saraf. Berdasarkan cara neuron
mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a.
Neuron aferen,
menyampaikan pesan dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau
otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
b.
Neuron
intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen.
Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron intermedier
meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke neuron
intermedier yang lain.
c.
Neuron eferen,
meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang
dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen.
Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
2.2.
Organ pada Hewan
Sebuah organ dibangun oleh beberapa
jaringan. Contoh organ adalah usus halus.
Jaringan-jaringan
apakah yang menyusunnya? Di usus halus terdapat jaringan otot polos, ikat
kendur, epitel kubus lapis banyak, darah, dan saraf. Setiap jaringan memiliki
fungsi tersendiri.
Jaringan
otot polos yang tersusun melintang dan memanjang membuat usus halus dapat melakukan
gerakan peristaltik (gerak bergelombang akibat elaksasi dan kontraksi otot)
untuk memindahkan makanan yang berada di dalam rongga usus. Jaringan saraf
mengendalikan gerakan peristaltik pada otot tersebut. Selain itu, bentuk usus
disokong oleh jaringan ikat longgar sehingga gerakan peristaltik yang dilakukan
dapat lebih optimum.
Jaringan
epitel yang melapisi rongga usus berperan dalam penyekresian enzim dan absorpsi
sari makanan. Hasil absorpsi tersebut diangkut oleh jaringan darah yang berada
di dalam arteri di balik jaringan epitel. Seluruh jaringan yang terdapat di
dalam organ saling terkait dan bekerja teratur. Oleh karena itu, organ memiliki
fungsi yang sangat berbeda dengan fungsi masing masing jaringan yang
membentuknya. Organ akan berhubungan dengan organ-organ lainnya dan membentuk sistem
organ. Misalnya, usus halus akan berhubungan dengan usus besar, pankreas, usus
dua belas jari, kantong empedu, lambung, tenggorokan, dan mulut membentuk suatu
sistem organ, yaitu sistem pencernaan makanan.
2.3.
Sistem Organ pada Hewan
Makhluk hidup multiseluler adalah
organisme dengan kompleksitas sistem yang tinggi. Pada organisme multiseluler,
fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem organ. Sistem organ terdiri atas beberapa
organ yang bekerja sama menjalankan suatu proses yang menunjang kehidupan
seluruh sistem-sistem organ yang lain. Keseluruhan sistem organ tersebut,
akhirnya membentuk satu individu organisme.
Pada umumnya, makhluk hidup
multiseluler misalnya manusia, memiliki
sepuluh
jenis sistem organ sebagai berikut.
1.
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem ini berfungsi mengolah dan
mengubah makanan, berupa molekul organik kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana (sari pati makanan) agar dapat diserap tubuh. Organ yang terkait
dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut (kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus,
lambung, usus halus, dan usus besar.
2.
Sistem Pernapasan
Sistem ini berfungsi menyediakan
oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan
tersusun oleh beberapa organ, di antaranya saluran-saluran pernapasan yang
meliputi faring, laring, dan trakea serta paru-paru yang meliputi sistem
bronkus dan alveolus.
3.
Sistem Sirkulasi
Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan
oksigen, air, dan sari makanan berupa molekul-molekul organik seperti glukosa.
Selain itu, berfungsi juga mengangkut hasil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh. Sistem ini terdiri atas organ-organ, seperti jantung, arteri dan vena,
pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.
4.
Sistem Ekskresi
Sistem ini berfungsi mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme, selain CO2 atau cairan. Hal tersebut dilakukan untuk
menjaga titik keseimbangan cairan tubuh. Sistem ekskresi tersusun atas beberapa
organ, seperti ginjal, kantung urine, ureter, kelenjar keringat, dan uretra.
5.
Sistem Endokrin
Sistem ini mengatur aktivitas tubuh,
seperti pertumbuhan dan homeostasis. Sistem ini tersusun oleh berbagai macam
kelenjar, seperti kelenjar hipofisis, epifisis, kelenjar anak ginjal, dan
kelenjar gondok.
6.
Sistem Saraf
Sistem saraf berperan dalam
menyampaikan rangsang yang diperoleh dari lingkungan, mempersepsikan rangsang,
untuk kemudian merespons rangsang tersebut.
7.
Sistem Rangka
Sistem ini berfungsi menopang dan
memberi bentuk pada tubuh. Sistem rangka berfungsi juga melindungi
bagian-bagian tubuh yang lunak atau rentan, seperti tengkorak yang berfungsi
melindungi otak. Selain itu, sistem ini juga berfungsi sebagai tempat
melekatnya otot rangka yang sangat dibutuhkan dalam gerak aktif. Jaringan darah
juga dibentuk di dalam sumsum tulang.
8.
Sistem Otot
Sistem ini adalah alat gerak utama
serta membentuk postur tubuh. Dalam otot, disimpan glikogen yang berfungsi
sebagai cadangan energi yang akan digunakan oleh otot untuk berkontraksi. Organ
yang berada dalam sistem otot ini adalah otot rangka (otot lurik), otot polos,
dan otot jantung.
9.
Sistem Reproduksi
Sistem ini berkaitan dengan
perbanyakan diri (perkembangbiakan). Organ-organ penyusun sistem reproduksi pria
dan wanita berbeda. Dapatkah Anda menyebutkan organ-organ penyusun sistem
reproduksi pria dan wanita?
10.
Sistem Kekebalan dan Limfatik
Sistem ini berfungsi sebagai
pertahanan tubuh melawan penyakit. Sistem ini terdiri atas sumsum tulang,
kelenjar timus, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
Struktur tubuh hewan terbagi menjadi
jaringan, organ dan sistem organ.
2.
Jaringan terdiri dari jaringan epitel.
Jaringan saraf, jaringan pengikat, dan jaringan otot.
3.
Organ terdiri dari organ luar dan organ
dalam.
4.
Sistem organ tersusun oleh sistem
sirkulasi, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem
pencernaan, sistem otot, sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem koordinasi,
sistem rangka.
3.2. Saran
Sistem struktur jaringan pada hewan
merupakan suatu kesatuan yang sangat kompleks, hendaknya membutuhkan pemahaman
yang sangat mendetail untuk mempelajarinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuhanda,
T. 1980. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Bandung: Armico.
Gunawan,
A.M.S. 2001. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral Vol 6(2):58-62.
Hidebrand,
M. 1974. Analysis of Vertebrae Structur. Canada: John Willey and Sons, Inc.
Kimball,
J.W. 1987. b. Jakarta : Erlangga.
Slamet
Prawirohartono, 2004, Sains Biologi 2a, Jakarta, Bumi Aksara
Tri
Supeni dkk,1995, Biologi, Jakarta, Erlangga
Saktiyono,
1999, Seribu Pena Biologi SMA, Jakarta, Erlangga
Begot
Santoso, 2007, Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta,
Inter
Plus Soesilo dkk, 1986, Biologi, Jakarta, Karuni
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbicara
tentang hewan tidak akan lepas dari struktur yang menjadi dasar kita untuk
mempelajari makhluk ini. Perlu kita pahami, jika berbicara tentang struktur
hewan kita akan berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyusun dari hewan tersebut sehingga membentuk struktur yang
fungsional, yaitu jaringan. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini kelompok kami
akan membahas tentang struktur hewan.
Hewan
bertulang belakang(vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks.
Aktivitas tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu
sel, jaringan, organ, dan system organ. Dengan ini diharapkan kita dapat
memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel, jaringan, organ,
system organ sampai organisme.
Sel
hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol. Adanya organel
tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan hewan. sel-sel hewan memiliki
struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan. Berikut ini akan
diuraikan jaringan pada hewan secara lebih terperinci.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas,dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
v Bagaimana struktur tubuh hewan ?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
v Untuk mengetahui struktur tubuh hewan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Berbicara
tentang struktur hewan kita akan berhadapan langsung dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyusun dari hewan tersebut sehingga membentuk struktur
yang fungsional, yaitu jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi sama.
2.1.
Jaringan pada Hewan
Jaringan pada hewan tersusun atas
sel-sel. Sel-sel tersebut memiliki fungsi dan bentuk yang sama sehingga jaringan
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Misalnya, jaringan otot yang tersusun
atas sel-sel otot.
Jaringan
dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut:
1.
Jaringan epitel
Adalah jaringan yang melapisi atau
menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga tubuh atau permukaan saluran tubuh
hewan.
Fungsi
dari jaringan epitel antara lain:
1)
Pelindung atau proteksi, missal epitel
pada kulit dan rongga mulut
2)
Sebagai kelenjar atau menghasilkan
getah.
3)
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah saluran,
contoh kelenjar keringat dan kelenjar air liur) dan endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung melalui saluran
darah, contoh kelenjar tiroid , kelenjar hipofisis dll).
4)
Sebagai penerima rangsang (reseptor),
disebut epitel sensori (neuroepitelium)
contoh yang terletak disekitar alat indra.
5)
Sebagi jalur lalu lintas transportasi
zat. Artinya epitel dapat berfungsi sebagai penyerapan zat ke dalam tubuh,
contoh epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk mengeluarkan
zat dari dalam tubuh, contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya urine.
6)
Berdasarkan bentuk dan susunannya
jaringan
epitel dibedakan menjadi :
a.
Epitel pipih
berlapis tungga l, antara lain terdapat pada pembuluh
darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada
ginjal. Fungsinya terkait dengan proses difusi dan filtrasi atau penyaringan.
b.
Epitel pipih
berlapis banyak, Misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut,
epidermis, esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan proteksi
atau perlindungan.
c.
Epitel kubus
berlapis tunggal, Misalnya sel epitel yang melapisi
permukaan dalam lensa mata, permukaan ovary atau indung telur, saluran nefron
ginjal.
d.
Epite l Kubus
Berlapis banyak Misalnya, epitel yang membentuk saluran
kelenjar minyak dan kelenjar keringat
pada kulit.
e.
Epitel
Silindris Berlapis Tungga l Misalnya,
jaringan yang melapisi permukaan dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran
pernapasan bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi dan
proteksi
f.
Epitel
Silindris Berlapis Banyak Terdapat pada saluran ekskresi
kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g.
Epitel
Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia) Terdapat
pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi
berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h.
Epitel
Transisiona l Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak
dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya
berubah. Biasanya membrane dasarnya tidak jelas.
Epitel silindris
selapis Epitel transisional Epitel
kubus selapis
Epitel pipih
selapis Epitel silindris selapis Epitel silindris berlapis
2.
Jaringan ikat
berfungsi
sebagai pengikat, penyokong, dan pemberi bentuk pada tubuh. Jaringan penguat
sering disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang. Yang termasuk jaringan
penguat yaitu;
2.1. Jaringan Pengikat
Berbeda dengan jaringan epitel,
jaringan pengikat terdiri atas serabut sebagai substansi dasar, sel-sel dan
beberapa cairan ekstraselular (disebut matriks).
Fungsi
jaringan pengikat antara lain;
1. mengikat
atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organdan berbagai organ menjadi
system organ,
2. menjadi
selubung atau melindungi jaringan atau organ tubuh Berdasarkan struktur dan
fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi :
a).
Jaringan ikat longgar
memiliki cirri sel-selnya jarang dan
sebagian tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen elastic.
Terdapat di sebagian besar tubuh terutama sekitar organ, pembungkus pembuluh
darah dan saraf. Termasuk jaringan ini adalah, fibroblast, sel plasma, makrofag
dan berbagai sel darah putih.
b).
Jaringan ikat padat
Sering disebut jaringan pengikat
serabut putih karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan
ini bersifat fleksibel tetapi tidak elastic. Fungsi jaringan ini adalah
menghbungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang dan tulang dengan
tulang. Terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot atau fasia, ligament
dan tendon. Fasia adalah jaringan pengikat berbentuk lembaran yang menyelimuti
otot.
Ligamen
adalah jaringan pengikat berbentuk seperti tali yang berperan sebagai
penghubung antar tulang.
2.2. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Kartilago terdiri atas sel-sel
tulang rawan yang terlindung oleh fibrosa tipis dan tersimpan pada satu rongga
dalam matrriks. Matriksnya banyak dengan komponen utama zat kondrin. Jaringan tulang rawan merupakan jaringan yang
bersifat fleksibel. Fungsinya untuk menyokong rangka pada embrio dan
bagianbagian dari rangka hewan atau orang dewasa.
Macam
jaringan tulang rawan :
·
Jaringan kartilago hyaline, dengan
matriks yang tampak jernih, transparan atau bening dan mengkilap
·
Jaringan kartilago fibrosa, matriks
berwarna gelap dan keruh, mempunyai serabut kolagen yang tersusun sejajar.
·
Jaringan kartilago elastin, matriksnya
berwarna keruh kekuningan dan banyak mengandung serabut kolagen
2.3. Jaringan Tulang
Terdiri atas sel-sel tulang atau
osteon yang tersimpan dalam matriks. Matriksnya tersusun atas zat perekat
kolagen dan endapan garam mineral terutama garam dapur atau kalsium. Makin
bertambah usia hewan atau manusia kadar zat perekat kolagen makin rendah
sedangkan kadar zat kapurnya meningkat sehingga tulang semakin keras dan kuat.
Proses ini disebut kalsifikasi atau
pengapuran.
2.4.
Jaringan Darah
Jaringan
darah mempunyai sifat dan cirri fisik yang berbeda dengan jaringan lainnya.
Jaringan ini berupa cairan dengan komponen utama :
a.
Sel-sel darah atau bagian padat dari
darah. Terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih
(leukosit).
b.
Keeping-keping darah atau trombosit
c.
Cairan darah atau plasma darah yang
memiliki komponen utama air.
Perhatikan
beberapa gambar jaringan darah berikut ini!
Limfosit Monosit
Neutrofil
2.5. Jaringan Limfa atau getah bening
Adalah bagian darah yang keluar dari
pembuluh darah. Komponen utamanya adalah air, yang di dalamnya terlarut
glukosa, lemak dan garam. Komponen selulernya berupa limfosit dan granulosit. Fungsi
jaringan ini adalah untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam
mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke system pembuluh darah.
3.
Jaringan otot
Tersusun atas sel-sel otot yang
tugasnya menggerakan berbagai bagian tubuh.
Dibedakan
menjadi tiga ;
a. Otot lurik (otot rangka)
Merupakan otot yang menempel pada
rangka. Oleh karena itu, sering disebut juga otot rangka. Miofibril yang
tersusun sejajar dengan serabut otot membentuk daerah-daerah terang dan gelap
sehingga tampak seperti berlurik-lurik. Otot lurik mempunyai banyak inti sel
Otot lurik bekerja di bawah kesadaran.
b.
Otot polos
Bentuk selnya menyerupai gelendong.
Setiap sel memiliki satu inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot
polos tidak bekerja di bawah kesadaran. Otot polos terdapat di organ organ yang bekerja tanpa sadar (involuntary),
seperti lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan.
c.
Otot
jantung
Kerjanya
tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot polos. Struktur
otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk rantai dan
bercabang dengan satu atau dua inti sel. Otot jantung hanya terdapat di
jantung, tidak terdapat di organ lain
Untuk mengetahui
perbedaan antar ketiga jaringan otot tersebut, cermati table berikut!
NO
|
Pembeda
|
Otot
Polos
|
Otot
Lurik
|
Otot
Jantung
|
1
|
Inti sel
|
Satu inti di tengah
|
Banyak inti di
tepi
|
Satu inti
|
2
|
Sifat kerja
|
Tidak menurut kehendak
|
Menurut kehendak
|
Tidak menurut
kehendak
|
3
|
Reaksi
terhadap
rangsang
|
Lambat
|
Cepat
|
Lambat
|
4
|
Letak
|
Dinding
saluran tubuh, pembuluh darah, usus
|
Pada rangka
|
Pada dinding
jantung
|
Agar
lebih mengenal struktur otot , perhatikan gambar berikut!
Otot Lurik
Otot Polos Otot Jantung
4. Jaringan saraf
berfungsi
menanggapi rangsang dan meneruskan impuls dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Jaringan syaraf
tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Sel saraf terdiri atas badan sel yang
memiliki banyak cabang.cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang
satu dengan sel saraf yang lainnya sehingga terbentuk jaringan syaraf.
Ada
tiga macam sel syaraf :
§ Sel
syaraf motorik
§ Sel
syaraf sensorik
§ Sel
syaraf penghubung
Jaringan syaraf terdapat di otak,
sumsum tulang belakang dan di urat syaraf. Sel syaraf mempunyai kemampuan
iritabilitas (kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan)
dan konduktivitas (kemampuan jaringan saraf membawa impuls-impuls saraf atau
pesan).
Untuk mengenal struktur sel syaraf, coba
perhatikan gambar berikut!
Gambar;
struktur sel syaraf (Neuron)
Dendrit membawa rangsang menuju
badan sel, sedangkan akson membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron
lain atau otot. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung
mielin. Selubung tersebut adalah perluasan membran sel yang mengiringi
akson. Di bagian tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali.
Bagian selubung mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier.
Nodus ini sangat berperan untuk
penguatan dan percepatan pengiriman impuls saraf. Berdasarkan cara neuron
mengirimkan rangsang, neuron dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a.
Neuron aferen,
menyampaikan pesan dari organ ke saraf pusat, baik sumsum tulang belakang atau
otak. Oleh karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.
b.
Neuron
intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen.
Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron intermedier
meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke neuron
intermedier yang lain.
c.
Neuron eferen,
meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron intermedier. Pesan yang
dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh neuron aferen.
Dendrit dari neuron eferen menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.
2.2.
Organ pada Hewan
Sebuah organ dibangun oleh beberapa
jaringan. Contoh organ adalah usus halus.
Jaringan-jaringan
apakah yang menyusunnya? Di usus halus terdapat jaringan otot polos, ikat
kendur, epitel kubus lapis banyak, darah, dan saraf. Setiap jaringan memiliki
fungsi tersendiri.
Jaringan
otot polos yang tersusun melintang dan memanjang membuat usus halus dapat melakukan
gerakan peristaltik (gerak bergelombang akibat elaksasi dan kontraksi otot)
untuk memindahkan makanan yang berada di dalam rongga usus. Jaringan saraf
mengendalikan gerakan peristaltik pada otot tersebut. Selain itu, bentuk usus
disokong oleh jaringan ikat longgar sehingga gerakan peristaltik yang dilakukan
dapat lebih optimum.
Jaringan
epitel yang melapisi rongga usus berperan dalam penyekresian enzim dan absorpsi
sari makanan. Hasil absorpsi tersebut diangkut oleh jaringan darah yang berada
di dalam arteri di balik jaringan epitel. Seluruh jaringan yang terdapat di
dalam organ saling terkait dan bekerja teratur. Oleh karena itu, organ memiliki
fungsi yang sangat berbeda dengan fungsi masing masing jaringan yang
membentuknya. Organ akan berhubungan dengan organ-organ lainnya dan membentuk sistem
organ. Misalnya, usus halus akan berhubungan dengan usus besar, pankreas, usus
dua belas jari, kantong empedu, lambung, tenggorokan, dan mulut membentuk suatu
sistem organ, yaitu sistem pencernaan makanan.
2.3.
Sistem Organ pada Hewan
Makhluk hidup multiseluler adalah
organisme dengan kompleksitas sistem yang tinggi. Pada organisme multiseluler,
fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem organ. Sistem organ terdiri atas beberapa
organ yang bekerja sama menjalankan suatu proses yang menunjang kehidupan
seluruh sistem-sistem organ yang lain. Keseluruhan sistem organ tersebut,
akhirnya membentuk satu individu organisme.
Pada umumnya, makhluk hidup
multiseluler misalnya manusia, memiliki
sepuluh
jenis sistem organ sebagai berikut.
1.
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem ini berfungsi mengolah dan
mengubah makanan, berupa molekul organik kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana (sari pati makanan) agar dapat diserap tubuh. Organ yang terkait
dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut (kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus,
lambung, usus halus, dan usus besar.
2.
Sistem Pernapasan
Sistem ini berfungsi menyediakan
oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan
tersusun oleh beberapa organ, di antaranya saluran-saluran pernapasan yang
meliputi faring, laring, dan trakea serta paru-paru yang meliputi sistem
bronkus dan alveolus.
3.
Sistem Sirkulasi
Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan
oksigen, air, dan sari makanan berupa molekul-molekul organik seperti glukosa.
Selain itu, berfungsi juga mengangkut hasil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh. Sistem ini terdiri atas organ-organ, seperti jantung, arteri dan vena,
pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.
4.
Sistem Ekskresi
Sistem ini berfungsi mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme, selain CO2 atau cairan. Hal tersebut dilakukan untuk
menjaga titik keseimbangan cairan tubuh. Sistem ekskresi tersusun atas beberapa
organ, seperti ginjal, kantung urine, ureter, kelenjar keringat, dan uretra.
5.
Sistem Endokrin
Sistem ini mengatur aktivitas tubuh,
seperti pertumbuhan dan homeostasis. Sistem ini tersusun oleh berbagai macam
kelenjar, seperti kelenjar hipofisis, epifisis, kelenjar anak ginjal, dan
kelenjar gondok.
6.
Sistem Saraf
Sistem saraf berperan dalam
menyampaikan rangsang yang diperoleh dari lingkungan, mempersepsikan rangsang,
untuk kemudian merespons rangsang tersebut.
7.
Sistem Rangka
Sistem ini berfungsi menopang dan
memberi bentuk pada tubuh. Sistem rangka berfungsi juga melindungi
bagian-bagian tubuh yang lunak atau rentan, seperti tengkorak yang berfungsi
melindungi otak. Selain itu, sistem ini juga berfungsi sebagai tempat
melekatnya otot rangka yang sangat dibutuhkan dalam gerak aktif. Jaringan darah
juga dibentuk di dalam sumsum tulang.
8.
Sistem Otot
Sistem ini adalah alat gerak utama
serta membentuk postur tubuh. Dalam otot, disimpan glikogen yang berfungsi
sebagai cadangan energi yang akan digunakan oleh otot untuk berkontraksi. Organ
yang berada dalam sistem otot ini adalah otot rangka (otot lurik), otot polos,
dan otot jantung.
9.
Sistem Reproduksi
Sistem ini berkaitan dengan
perbanyakan diri (perkembangbiakan). Organ-organ penyusun sistem reproduksi pria
dan wanita berbeda. Dapatkah Anda menyebutkan organ-organ penyusun sistem
reproduksi pria dan wanita?
10.
Sistem Kekebalan dan Limfatik
Sistem ini berfungsi sebagai
pertahanan tubuh melawan penyakit. Sistem ini terdiri atas sumsum tulang,
kelenjar timus, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
Struktur tubuh hewan terbagi menjadi
jaringan, organ dan sistem organ.
2.
Jaringan terdiri dari jaringan epitel.
Jaringan saraf, jaringan pengikat, dan jaringan otot.
3.
Organ terdiri dari organ luar dan organ
dalam.
4.
Sistem organ tersusun oleh sistem
sirkulasi, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem
pencernaan, sistem otot, sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem koordinasi,
sistem rangka.
3.2. Saran
Sistem struktur jaringan pada hewan
merupakan suatu kesatuan yang sangat kompleks, hendaknya membutuhkan pemahaman
yang sangat mendetail untuk mempelajarinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djuhanda,
T. 1980. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Bandung: Armico.
Gunawan,
A.M.S. 2001. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral Vol 6(2):58-62.
Hidebrand,
M. 1974. Analysis of Vertebrae Structur. Canada: John Willey and Sons, Inc.
Kimball,
J.W. 1987. b. Jakarta : Erlangga.
Slamet
Prawirohartono, 2004, Sains Biologi 2a, Jakarta, Bumi Aksara
Tri
Supeni dkk,1995, Biologi, Jakarta, Erlangga
Saktiyono,
1999, Seribu Pena Biologi SMA, Jakarta, Erlangga
Begot
Santoso, 2007, Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta,
Inter
Plus Soesilo dkk, 1986, Biologi, Jakarta, Karuni
No comments :
Post a Comment