Flaming Arrow Glitter Purple Winnie The Pooh Glitter

Monday, 8 December 2014

Pendekatan Mencari Kebenaran, Pengantar Filsafat

KATA PENGANTAR

              Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “Pendekatan Mencari Kebenaran” dalam makalah ini membahas tentang cara mencari kebenaran dari suatu pendekatan yaitu pendekatan ilmiah dan non ilmiah,  berbagai teori kebenaran,
              Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing saya”Drs. H. Abd. AzisZakaria, M.pd” dalam mata kuliah Filsafat.
                  Dalam  makalah ini kami juga menyadari masih banyak kekurangan yang  menyebabkan makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun isinya, untuk ini dengan hati yang terbuka kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan    .




                                          Maros , 06 desember 2014
penyusun

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................     i
DAFTAR ISI.................................................................................................    ii
BAB     I    PENDAHULUA...........................................................................    1
1.1            Latar Belakang............................................................................    1
1.2            Rumusan Masalah.......................................................................    1
BAB     II    PENDEKATAN MENCARI KEBENARAN.................................    2
A.    Pendekatan mencari kebenaran.......................................................    2
B.     teori kebenaran..............................................................................    4
  BAB     III PENUTUP...................................................................................   14
A.  Simpulan........................................................................................  14
B.  Saran..............................................................................................  14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................  15






A.        PENDEKATAN MENCARI KEBENARAN
            Kebenaran dapat diperoleh manusia melaui pendekatan non ilmiah atau       pendekatan ilmiah.
1.     Pendekatan Non-ilmiah
            Pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan antara lain:
a.     Akal sederhana dan prasangka
     Akal sederhana (biasa disebut juga akal sehat). Akal sederhana merupakan serangkaian konsep atau bagan konseptual yang memuaskan untuk digunakansecara praktis. Akal sederhana dapat menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan Karna kebenaran yang diperoleh dengan akal sederhana sangat dipengaruhi oleh kepentingan yang menggunakannya, maka sering orang mempersempit pengamatannya kepada hal halyengbersifat negatif saja. Dalam penggunaan sehari-hari , prasangka pada umumnya diberi konotasi negatif.
b.     Intuisi dan pengalaman
Dalam pendekatan intuitif, orang menetukan pendapat mengenai sesuatu dengan cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berfikir. Dengan intuisi, orang memberikan penilaian tanpa didahului dengan suatu perenungan. Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
 Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan yang benar. Menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar memerlukan berpikir kritis dan logis.
c.      Penemuan kebetulan dan coba-coba
     Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui langkah-langkah sistematis dan tidak terkendali. Penenmuan secara coba-coba diperoleh petunjuk yang jelas samapi seseorang menemukan sesuatu. Penemuan dengan coba-coba pada umunya tidak efisien dan tidak terarah.
d.      Otoritas dan kekuasaan
Otoritas ilmiah biasanya dimiliki oleh orang-orang yang telah menempuh pendidikan formal tertinggi, atau mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang tertentu. Pendapat mereka sering diterimah tenpa diuji, karna dipandang benar. Kebenaran tersebut diterimah karena otoritas ilmiah, yang adakalanya kalau diuji ternyata tidak benar.
Otoritas seorang pemimpin politik dapat menghasilkan suatu kebenaran yang diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupan manusia sehari-hari , banyak kebiasaan dan tradisi yang dilakukan tanpa melalui penalaran.



2.     Pendekatan Ilmiah
            Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah pada umumnya melalui suatu penelitian yang berdasar pada suatu teori tertentu. Teori ini  berkembang melalui penelitian, yaitu penelitian yang sistematis dan terkontrol berdasarkan data empiris. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias, dan perasaan. Metode ilmiah yang pertama kali diperkenalkan oleh Jhon Dewey adalah perpaduan antara proses berfikir deduktif dan induktif untuk memecahkankan masalah.
            Langkah-langkah pemecahan masalah secara garis  besar dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.      Merasakan adanya masalah, dan masalah tersebut mendorong perlunya pemecahan.
b.     Merumuskan atau membatasi masalah.
c.      Mencoba mengajukan pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis.
d.     Merumuskan masalah dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.
e.     Menguji hipotesis yang diajkan berdasarkan fakta empiris yang telah dikumpulkan.
f.       Hasil pengujian hipotesis secara ilmiah inilah akan menjadi masukan dan pertimbangan penting dalam menyelesaikan masalah.

B.      TEORI KEBENARAN
            Teori kebenaran dapat dibedakan menjadi 6 yang terdiri atas:
1.     Teori kebenaran koherensi
       Teori kebenaran koherensi mengatakan bahwa suatu pernyataan benar apabila berkaitan dengan pernyataan lain (terdahulu) yang bernilai benar. Suatu pernyataan bernilai benar bila mempunyai hubungan logis bernilai benar yang dapat dibuktikan dengan hukum-hukum logika. Menurut teori ini, kebenaran tidak ditemukan dalam kesesuaian antara proposisi dengan kenyataan, melainkan dalam hubungan antara proposisi baru dengan proposisi yang sudah ada.
2.     Teori kebenaran korespondensi
Teori kebenaran korespondensi mengatakan bahwa suatu pernyataan bernilai benar apabila ada kesesuaian dengan fakta yang disaksikan oleh panca indera. Menurut Aristoteles meletakkan dasar bagi teori kebenaran korespondensi bahwa kebenaran adalah korespondensi  atau persesuaian antara apa yang dikatakan dengan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya
3.     Teori kebenaran pragmatis
Teori kebenaran prgmatis mengatakan bahwa pengetahuan bernilai benar apabila dapat digunakan dan bermanfaat kepada orang yang memiliki pengetahuan itu. Pierce mengatkan bahwa ide yang jelas dan benar mau tidak mau mempunyai konsekuensi praktis pada tindakan tertentu. Artinya kalau ide itu benar, ketika diterapkan akan berguna dan berhasil untuk memecahkan sutu persoalan dan menentukan perilaku manusia.
 Jhon Dewey dan kaum pragmatis lainnya juga menekankan pentinhnya ide yang benar bagi kegiatan ilmiah. Menurut Dewey penelitian ilmiah selalu diilhami oleh suatu keraguan awal, suatu ketidakpastian, suatu kesangsian akan sesuatu. Kebenaran pragmatis tidak hanya sesuai dengan kenyataan, melainkan juga pernyataan yang benar itu (yang sesuai kenyataan memang dalam kenyataannya berguna bagi manusia.
4.       Teori kebenaran semantik
Teori ini berdasarkan pada arti pernyataan yang ditinjau dari segi maknanya. Pernyataan itu menunjukkan makna yang sesungguhnya, atau juga arti yang bersifat  definitf yang jelas dengan menunjukkan ciri khas yang ada.
5.        Teori kebenaran performatif.
Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan relitas. Jadi, pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan realitas, akan tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta suatu realitas sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu.
       Teori ini dapat digunakan secara positif, dan juga digunakan secara negatif.
·        Secara positif, dengan pernyataan tertentu orang berupaya mewujudkan apa yang dinyatakannya.
·        Secara negatif, orang dapat pula terlena dengan pernyataan atau ungkapannya seakan pernyataan atau ungkapan itu sama dengan realitas begitu saja
6.        Teori kebenaran logika yang berlebihan
             Teori ini berdasarkan pada logika yang berlebihan dalam berbahasa. Misalnya, mati itu sesudah hidup, atau lingkaran itu bundar.
`      Van Den Berg mengatakan bahwa kebenaran atas pengetahuan yang diperoleh memiliki enam tingkatan, yaitu:
1)    Tidak tahu sma sekali.
2)    Ragu-ragu (bimbang).
3)    Dugaan.
4)    Dugaan yang kuat.
5)    Yakin.
6)    Pasti.


        Dalam hal ini, kebenaran diartikan sebagai persesuaian antara pengertian kita tentang sesuatu dengan barangnya itu sendiri. Seperti telah dikatakan bahwa yang dibutuhkan bukan hanya kebenaran logis, melainkan juga kebenaran empiris. Diharapkan pula bahwa kebenaran ilmiah yang logis dan empiris itu akhirnya dapat diterapkan dan digunakan bagi kehiduan manusia.

                 Struktur kebenaran ilmiah yang dimaksud adalah kebenaran ilmiah selalu dicapai berdasarkan kesimpulan yang logis dan rasional dari proposisi atau premis-premis tertentu. Dengan demikian, proposisi yang menjadi kesimpulan yang dianggap benar dapt diperoleh melalui deduksi dan induksi. Kesimpulan berdasarkan deduksi berarti diperoleh sebagai konsekuensi logis dari proposisi tertentu yang dianggap benar. Kebenaran yang dicapai berdasarkan induksi , berarti melalui proses perampatan (generalization) yang mengungkapkan hubungan tertentu di antara berbagai fakta yang telah ditemukan.
           Kebenaran ilmiah dianggap sebagai kebenaran yang berlaku universal. Artinya proposisi, kesimpulan, atau teori yang diterima sebagai benar, tidak hanya benar bagi orang tertentu juga benar bagi semua orang dapat menggunakan akal budinya secara baik.


No comments :

BLOG HASMIRAH